Cari Blog Ini

Kamis, 28 Februari 2013

Sejarah Kabupaten Tegal



Sejarah Tegal
Kekayaan sejarah sebuah kota atau kawasan terlihat dari jejak peninggalan apa yang disebut cultural heritage dan living cultural yang tersisa dan hidup di kawasan tersebut. Keduanya merupakan warisan peradaban umat manusia.

Demikian halnya dengan Kabupaten Tegal, Wilayah yang kaya akan jejak peninggalan kesejarahan sebagai penanda bahwa Kabupaten Tegal sebagai tlatah kawasan tak dapat dilepaskan dari keterkaitan garis sejarah hingga membentuk kawasan sekarang ini.
Penekanan pada bidang pertanian misalnya, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan akar kesejarahan tlatah Kabupaten Tegal yang mengembangkan kapasitasnya selaku wilayah agraris. Tradisi keagrarisan dimulai dari ketokoan Ki Gede Sebayu juru demung trah Pajang. Bahkan kalau dirunut keagrarisan itu dimulai semenjak Mataram Kuno.

Kesaksian ini diperkuat denga ditemukannya artefak kuno dan candi di Pedagangan. Ditambah tlatah Tegal kerapkali dikaitkan dengan kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang cenderung kekuasaan dengan basis pada agraris ( De Graaf, 1986).

Juru Demung Ki Gede Sebayu
Tegal berasal dari nama Tetegal, tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984). Sumber lain menyatakan, nama Tegal dipercaya berasal dari kata Teteguall. Sebutan yang diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955).
Namun sejarah tlatah Kabupaten Tegal tak dapat diepaskan dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput ( kelak bernama Pangeran Onje) ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit (Sugeng Priyadi, 2002).

Syarat Pakaian Muslimah


Dalam Islam tata cara berbusana sangat jelas diterangkan baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Dalam berbusana supaya benar-benar sesuai dengan tuntunan syariat yang ada yaitu harus sesuai peraturan Alloh dan Rosululloh. Pakaian yang benar adalah yang bisa menutupi aurat dengan baik, rapi dan sopan terutama perlu ditekankan kepada para wanita. Adapun syarat-syarat pakaian wanita muslimah yang sesuai syariat adalah sebagai berikut :
1. Menutupi seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan
2. Berpakaian bukan untuk perhiasan, dipamerkan
وقل للمؤمنات يغضضن من أبصارهن ويحفظن فروجهن ولا يبد ين زينتهن إلا ما ظهر منها وليضربن بخمرهن على جيوبهن ولا يبدين زينتهن إلا لبعولتهن أو آبائهن أو آباء بعولتهن أو أبنائهن أو أبناء بعولتهن أو إخوانهن أو بني إخوانهن أو بني أخواتهن أو نسائهن أو ما ملكت أيمانهن أو التابعين غير أولي الإربة من الرجال أو الطفل الذين لم يظهروا على عورات النساء ولا يضربن بأرجلهن ليعلم ما يخفين من زينتهن وتوبوا إلى الله جميعا أيها المؤمنون لعلكم تفلحون

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (Qur’an Surat An Nur ayat 31).
وقال الاعمش عن سعيد بن جبير عن بن عباس ولا يبد ين زينتهن إلا ما ظهر منها قال وجهها وكفيها والختام وروي عن بن عمر وعطاء وعكرمة وسعيد بن جبير وابي الشعثاء والضحاق وابراهيم النخعي وغيرهم نحو ذلك. في تفسير ابن كثير
Dan berkata A’masy dari Said bin Jubair dari Ibnu Abas : dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Ibnu Abas berkata : wajahnya dan telapak tangannya dan cincin. Hadits seperti ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Atho’, Ikrimah, Said bin Jubair, Ibnu Sya’sta’i, Dhohak, Ibrohim An Nakho’iy dan selain mereka. (Tafsir Ibnu Katsir)
يا أيها النبي قل لأزواجك وبناتك ونساء المؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدنى أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورا رحيما
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Qur’an Surat Al Ahzaab ayat 59).
عن عبد الله عن النبي صل الله عليه وسلم قال المرأة عورة فاذا خرجت استشرفها الشيطان. رواه الترمذي في كتاب الرضاع
Dari Abdillah dari Nabi SAW berkata: Perempuan adalah aurat, maka ketika dia keluar rumah maka syetan akan menghias-hiasinya. (HR Tirmidzi)

عن صفية بنت ابي عبيد انها اخبرته ان ام سلمت زوج النبي صلى الله عليه وسلم قل لت لرسولالله صلى الله عليه وسلم حين ذكرالإزارفالمرأة يا رسول الله قال ترخي شبرا قالت ام سلمة اذا ينكشف عنها قال فذراعا لا تزيد عليه. رواه اب داود في كتاب الباس
Dari Sofiyah binti Abi Ubaid sesungguhnya dia mengkhabarkan pada Nafi’ sesungguhnya Umi Salamah istrinya Nabi SAW berkata kepada Rosululloh SAW ketika Nabi sedang menerangkan tentang pakaian bawah, : Dan untuk perempuan ya Rosululloh? berkata Rosululloh SAW: Untuk pakaian bawah perempuan supaya diturunkan sejengkal (dari setengah betis). Umi Salamah berkata : Ketika itu pakaian tersebut belum menutupi pada perempuan. Rosululloh berkata: ya turunkanlah menjadi satu lengan (dari setengah betis) maka jangan ditambah-tambah lagi. (HR Abu Dawud)
3. Tidak tipis
عن عائشة رضي الله عنها ان اسماء بنت ابي بكر دخلت على رسول الله صلى الله عليه وسلم وعليها ثياب رقاق فأعرض عنها رسول الله صلى الله عليه وسلم وقال با اسماء ان المرأة اذا بلغت المحيض لم تصلح ان يرى منها الا هذا وهذا واشار الى وجهه وكفيه. رواه اب داود في كتاب الباس
Dari Aisyah r.a sesungguhnya Asma binti Abu Bakar masuk ke rumah Rosululloh SAW dan dia berpakaian tipis, maka Rosululloh SAW berpaling darinya dan berkata : Hai Asma, sesungguhnya ketika seorang perempuan sudah datang haid (baligh) tidak baik apabila terlihat badannya kecuali ini dan ini. dan Rosululloh SAW isarah pada wajahnya dan telapak tangannya. (HR Abu Dawud)
4. Tidak ketat
عن بن اسامة بن زيد ان اباه اسامة قال كساني رسول الله صلى الله عليه وسلم قبطية كشيفة كا نت مما اهداها دهية الكلبي فكسوتها امرأتي فقال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم مرها فلتجعل تحتها غلالة إني اخاف ان تصف حجم عظامها. رواه احمد في مسنده
Dari Ibnu Usamah bin Zaid, sesungguhnya bapaknya berkata: Rosululloh SAW memberi pakaian Qibtiyyah yang tebal hadiah dari Dihya’ al Kalbi. Maka aku memberikannya pada istriku. Maka Rosululloh SAW berkata padaku : Kenapa engkau tidak memakai pakaian Qibtiyyah itu? aku berkata : Telah saya berikan kepada istriku. Rosululloh SAW berkata : Perintahlah engakau kepada istrimu untuk memakai pakaian rangkap, karena saya khawatir pakaian itu terlalu ketat sehingga bentuk badannya kelihatan. (HR Ahmad)
5. Tidak diberi parfum (pewangi)
عن الآشعري قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ايما امرأة استعطرت فمرت على قوم ليجدوا من ريحها فهي زانية. رواه النسائ في كتاب الزنية
Dari As’ariy berkata dia, Rosululloh SAW berkata : dimana seorang perempuan memakai parfum kemudian lewat di suatu kaum maka dia mendapatkan dosa yang besar. (HR An Nasa’i)
6. Tidak menyerupai pakainnya laki-laki
عن ابي هريرة قال لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الرجل يلبس لبسة المرأة والمرأة لبس لبسة الرجل. رواه ابو داود في كتاب الباس
Dari Abu Huroiroh berkata: Rosululloh SAW telah melaknati seorang laki-laki yang berpakaian perempuan, dan perempuan yang berpakaian laki-laki. (HR Abu Dawud)
7. Tidak menyerupai pakaian orang kafir
عن بن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من تشبه بقوم فهو منهم. رواه ابو داود في كتاب الباس
Dari Ibnu Umar berkata dia, Rosululloh SAW berkata : Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka termasuk menjadi golongan kaum tersebut. (HR Abu Dawud)
قال عبد الله بن عمر بن العاص رأى رسول الله صلى الله عليه وسلم علي ثوبين معصفرين فقال ان هذه من ثياب الكفار فلا تلبسها. رواه مسلم في كتاب الباس والزينة
Abdillah bin Umar bin Ash, Rosululloh SAW melihat dua pakaian warna kuning, lalu beliau berkata: Sesungguhnya ini pakaiannya orang kafir maka jangan memakai pakaian seperti ini. (HR Muslim)
8. Tidak untuk supaya terkenal
عن عبد الله بن عمر قال قال رسول الله ضلى الله عليه وسلم من لبس ثوب شهرة في الدنبا البسه الله ثوب مذلة يوم القيامة ثم الهب فيه نارا. رواه ابن ماجة في كتاب الباس
Dari Abdillah bin Umar berkata dia, Rosululloh SAW berkata : Barang siapa yang memakai pakaian mashur di dunia, Alloh akan memberikan pakaian yang hina pada hari kiamat kemudian dinyalakan api kepadanya. (HR Ibnu Majah)
Adapun petunjuk pakaian wanita muslimah yang benar adalah sebagai berikut :
1. Bagian atas harus tertutup lehernya dengan sempurna
2. Dalam memakai kerudung/jilbab disamping harus menutup rambut dan lehernya juga harus menutup bagian dadanya, jangan sampai disampirkan ke bahu sehingga terlihat bentuk dadanya
3. Lengan baju sampai pergelangan tangan dan panjang bajunya sampai ke lutut, paling tidak sampai setengah paha.
4. Pakaian bawah harus sampai menutup kaki
5. Pakaian atas dan bawah tidak boleh tipis apalagi tembus pandang (transparan)
6. Pakaian atas dan bawah tidak ketat sehingga kelihatan lekuk bentuk tubuhnya.


One Million Biopori Holes in Jakarta



AP
This Sept. 24, 2010 photo shows a view of a crowded neighborhood near the main business district in Jakarta, Indonesia. Indonesias president has a solution for the countrys overcrowded, gridlocked and flood-prone capital: Move it, but past proposals to relocate the capital, a project that could cost this developing nation as much as 11 billion, have gone nowhere, and this one may well meet a similar fate.
JAKARTA, KOMPAS.com - The Jakarta chapter of the Indonesian Islamic Propagation Institute (LDII) will immediately build one million water catchments or biopori to reduce the impacts of floods, the LDII’s spokesman said. It means that the Jakarta LDII will produce some 200 biopori holes every year, Teddy said, adding that the pilot project of the water catchments will be launched in June 2011.
Big floods normally inundate the Greater Jakarta area especially before and during the Lunar year. The biopori that will be placed in a number of mosques, minor mosque-areas and the residential houses in Greater Jakarta are part of the benefaction of the Jakarta LDII members, he said.
The activity is locally known as Green propagation conducted in cooperation between the Jakarta LDII with Jakarta Ulema Council (MUI), he said. The biopori will be directly conducted by the LDII self-financing effort expected to help reduce floods in 2012.
The idea of preventing floods in a simple, easy, and inexpensive way was initiated by Kamir Brata, a lecturer of the Bogor Agricultural Institute (IPB). (http://english.kompas.com)

Haram, Hukum KB Dengan Pembatasan Keturunan


Jakarta, (MUIonline)
Ikatan pernikahan bukan saja merupakan bentuk ibadah kepada Allah Ta’ala, tapi juga merupakan sarana untuk memperoleh keturunan. Karena itu, Islam sangat melarang pembatasan keturunan melalui proses pemandulan tanpa ada alasan yang bisa dibenarkan secara hukum syara’. Demikian dikemukakan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Drs. H. Sholahudin Al-Aiyub, M.Sc menanggapi pertanyaan sejumlah umat Islam tentang KB dengan cara vasektomi dan tubektomi.
Dikemukakan, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menikah dan melarang keras untuk hidup melajang. Beliau bersabda:
“Nikahlah kalian dengan perempuan yang memberikan banyak anak dan banyak kasih sayangnya. Karena aku akan membanggakan banyaknya jumlah umatku (kepada para Nabi lainnya) di hari kiamat.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Hadits tersebut memberikan motivasi kepada setiap orang muslim untuk bersegera menikah dan kemudian mempunyai banyak keturunan. Ada beberapa orang yang khawatir, jika memiliki banyak keturunan akan membawa kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya, dengan alasan karena, misalnya, pendapatannya terhitung pas-pasan.
Kekhawatiran seperti ini sebetulnya wajar, tapi sesungguhnya setiap anak yang dilahirkan pasti telah ditentukan rizkinya oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an:
“…Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, …” (QS. Al-An’am 6:151)
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”. (QS. Al-Isra’ 17:31)
Namun demikian perlu juga diingat bahwa ajaran agama Islam juga mewajibkan kepada kepala keluarga untuk memberikan nafaqoh (nafkah) kepada keluarganya, baik nafaqoh dhohiriyah (nafkah fisik), misalnya mencukupi sandang, pangan, papan, dan kesehatannya, ataupun nafaqoh ruhiyah (nafkah batin), misalnya pendidikan, pengetahuan agama dan sebagainya. Sehingga ajaran agama Islam bukan hanya memotivasi umatnya agar mempunyai banyak keturunan, tetapi juga menekankan agar keturunan tersebut dapat hidup secara berkualitas, baik dhahirnya maupun batinnya. Tetapi pemberian nafkah itu sesuai dengan kemampuan kepala keluarga dan tidak dipaksakan harus memenuhi di atas kemampuannya. Allah berfirman:
“… dan wajib kepada orang tua untuk memberikan rizki dan pakaian kepada anak-anaknya dengan ma’ruf. (Tetapi) tidak dibebankan (kewajiban itu) keculi sesuai dengan kemampuanya …” (QS. Al-Baqarah 2:233).
Dengan dasar pemikiran seperti itu para ulama membolehkan Keluarga Berencana (KB) dengan pertimbangan bahwa KB dapat menjadi sarana (washilah) untuk mengupayakan adanya keturunan yang lebih berkualitas. Para ulama berijtihad bahwa KB merupakan bentuk dari tanzhim an-nasl (merencanakan keturunan) dan bukan merupakan tahdid an-nasl (memutus keturunan, pemandulan). Karenanya, tanzhim an-nasl hukumnya mubah (boleh dilakukan) dan tahdid an-nasl hukumnya haram.
Namun yang menjadi persoalan adalah tata cara KB saat ini banyak mengalami perkembangan. Saat ini ada banyak macam tata cara KB, misalnya dengan menggunakan suntik, minum pil, menggunakan kondom, melakukan ‘azl (ketika akan ejakulasi mencabut kemaluan dan mengeluarkan sperma di luar) dan menggunakan spiral. Begitu juga ada dengan cara vasektomi atau tubektomi. Karenanya, KB yang saat ini berkembang tidak serta merta dapat digolongkan sebagai tanzhim an-nasl yang dibolehkan, tapi juga ada yang bisa digolongkan sebagai tahdid an-nasl yang diharamkan, tergantung tata cara KB yang dipergunakan.
Oleh karenanya, saat ini para ulama dalam menghukumi KB akan melihat terlebih dahulu (tafshil). Jika KB yang dipakai masuk dalam kategori tanzhim an-nasl (merencanakan keturunan, tidak pemandulan secara tetap sehingga memungkinkan untuk memperoleh keturunan lagi) maka hukumnya boleh (mubah). Sedangkan jika KB yang dipakai masuk dalam kategori tahdid an-nasl (memutus keturunan, di mana menyebabkan pemandulan tetap) maka hukumnya haram. Vasektomi dan tubektomi termasuk dalam kategori tahdid an-nasl karena merupakan upaya pemandulan tetap dengan memotong saluran sperma. Oleh karenanya hukumnya haram, sebagaimana fatwa MUI pada tahun 1979 dan dikukuhkan kembali pada Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa Se Indonesia ke III tahun 2009.
Diakui, bahwa saat ini ada yang membolehkan vasektomi dengan alasan ditemukannya teknologi yang memungkinkan disambung kembali saluran sperma yang telah dipotong (rekanalisasi). Sehingga menurut pendapat ini alasan hukum (’illah) keharaman vasektomi, yakni pemandulan tetap, dapat dihilangkan, sehingga hukum vasektomi menjadi boleh (mubah), sesuai dengan kaidah: “Hukum sesuatu tergantung pada ada-tidaknya alasan hukumnya.” “Hilangnya hukum sesuatu disebabkan oleh hilangnya alasan hukum (‘illah)nya.”
Namun MUI tidak setuju dengan pendapat ini. Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa MUI se Indonesia tahun 2009 yang diikuti oleh sekitar 750 ulama dari seluruh Indonesia tetap mengharamkan vasektomi, dengan alasan bahwa upaya rekanalisasi (penyambungan kembali) saluran sperma yang telah dipotong tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan kembali yang bersangkutan, sehingga vasektomi tergolong kategori tahdid an-nasl yang diharamkan. Keterangan bahwa upaya rekanalisasi (penyambungan kembali) saluran sperma yang telah dipotong tidak menjamin pulihnya tingkat kesuburan tersebut sebagaimana penjelasan dari Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek dari bagian Obsteri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UI dan Furqan Ia Faried dari BKKBN.
Namun begitu tidak berarti sudah tidak ada jalan keluar bagi seorang perempuan yang secara tegas dinyatakan dokter sudah tidak diizinkan untuk melahirkan lagi, karena secara medis bisa membahayakan dirinya. Dalam kondisi seperti itu, maka bisa melakukan tubektomi. Walaupun hukum  melakukan tubektomi adalah haram, karena merupakan pemandulan secara tetap, tetapi melihat kondisi seorang perempuan yang apabila hamil dan melahirkan akan membahayakan dirinya, maka dalam kondisi tersebut hukum tubektomi menjadi boleh (mubah), dengan alasan dharurah (darurat, terpaksa), sesuai kaidah: “keadaan terpaksa (dharurah) dapat membolehkan sesuatu yang awalnya dilarang.” (http://mui.or.id)

Mengatasi Kerusakan Akhir Zaman


Sekarang ini kita sudah mulai memasuki zaman akhir yaitu dengan banyaknya aliran-aliran islam yang mana kebenaran  sunnah dianggap bid’ah dan bid’ah dianggap sunnah, tuntunan agama dianggap tontonan dan tontonan dianggap tuntunan agama seperti halnya para penyelisih sunnah membalikkan ayat-ayat alloh yang haq ini dan para penyelisih sunnah menghalang-halangi jama’ah.
Alloh berfirman:
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِالرَّحْمٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya[36] Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk[37]” QS. Az-Zukhruf 36-37
Agar kita umat islam tetap memiliki pegangan kuat ditengah gencarnya serangan kesesatan dan kebodohan terhadap keyakinan agama islam berdasar Al-Quran dan Al-Hadist  maka satu-satunya umat islam supaya berpegang teguh pada tali (agama) Allah  dengan berjamaah, firman Allah menjelaskan :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوْا
“Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (Ali-Imran:103)
Dalam menafsirkan ayat ini, Al-Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Ayat ini mengandung perintah untuk berpegang teguh dengan Al-Qur’an, berjamaah serta menggalang persatuan dan bersatu, serta larangan untuk bercerai-berai.”
Beliau menambahkan lagi dengan menyitir hadits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah n bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian akan 3 hal dan marah akan 3 hal juga. Ia ridha kepada kalian akan 3 hal; yakni bahwa kalian beribadah kepada-Nya saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, agar kalian berpegang teguh dengan tali Allah dan jangan bercerai berai, dan agar kalian saling menasihati orang yang oleh Allah ditakdirkan memegang urusan kalian. Ia pun marah kepada kalian akan 3 hal, yakni banyak bicara tanpa tahu sumber dari yang dibicarakan, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta.” (HR Muslim)
Selain itu pula, semua umat islam supaya menguatkan ukhuwah islamiyah dan selalu berdo’a agar hidayah Allah tetap dalam hati kita sampai ajal menjemput dan yakin bahwa surgaNya Alloh pasti. ldiisidoarjo.org

Berbedakah Cara Ibadah Warga LDII dengan Umat Islam Lainnya ??



Ibadah Orang Islam
Jawabnya TIDAK .. !!
Rukun Islam ada 5, satu di antaranya shalat. Sedangkan dalam shalat ada 13 rukun dimulai Takbiratul Ihram hingga Salam. Dalam shalat wajib 5 waktu, warga LDII juga melaksanakan 13 rukun yang diwajibkan.
Memang sedikit terjadi perbedaan dalam shalat. Itu pun hanya “fur’iyyah” yang tidak perlu didiskusikan.Yakni, mereka tidak “menzaharkan” membaca Bismillah, tetapi hanya “mensirkan” serta tidak membaca doa qunut pada Shalat Shubuh, tetapi mereka tetap mengangkat tangan ketika KH Zulfiqar Hajar memimpin doa usai taushiyah.
Dari perjalanan “Muhibbah Tabayyun” ke 2 Ponpes LDII di Ponpes Wali Barokah Kediri dan Ponpes Gadingmangu di Jombang tidak terlihat sama sekali penyimpangan dalam shalat. Santri-santriwati yang berjumlah 2.000an di setiap Ponpes secara khusyu’ mengikuti setiap prosesing dalam shalat tersebut. Bahkan, imam dalam shalat tersebut hafiz Alquran lulusan Mekkah (Arab Saudi).
Ada keistimewaan kedua Ponpes itu yang (mungkin) tidak dipunyai Ponpes-ponpes milik Ormas Islam lainnya. Yakni, para santri-santriwati membaca Alquran setelah shalat sunnah (rawatib) pada setiap shalat wajib hingga muazzin mengumandangkan qomat.
Selain itu, mereka setiap malam melaksanakan “Shalat Malam” (Shalat Tahajjud) dimulai pukul 02.00-03.00 WIB serta senantiasa mengucapkan “Shallallahu alaihi wasallam” ketika pentaushiyah mengajak bershalawat kepada Rasulullah SAW.
Dalam bidang kebersihan, seharusnya umat Islam mau belajar dengan LDII. Sebab, LDII benar-benar mengamalkan Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi “ “Annazhofatu minal iman” (kebersihan itu bagian dari iman).
Rombongan ulama termasuk wartawan Skala menyaksikan secara langsung, bagaimana kebersihan itu harus senantiasa dijaga. Tidak saja kamar tidur yang bersih dan teratur, bahkan kamar mandi juga sangat bersih dengan nenyediakan sandal/selop serta ada “batasan suci”, sehingga sandal/selop tidak boleh berada di tempat “batasan suci” serta lantai dalam dan luar setiap gedung senantiasa tetap bersih.
Satu hal sangat mengagumkan, usai shalat wajib, rombongan ulama menyaksikan sepatu dan sandal/selop tersusun rapi di anak tangga masjid dalam posisi siap pakai.
Begitu juga kebersihan anak dan pegangan tangga serta lantai yang berada di menara agung Masjid Baitul A’la di Ponpes Wali Barokah Kediri setinggi 99 meter atau 23 lantai (Asmaul Husna) yang di kubahnya terdapat 60 Kg emas murni sangat bersih. Ini terbukti tidak berdebu. Begitu juga lantainya, sehingga rombongan ulama Medan yang naik hingga ke puncak menara tidak merasakan adanya kotoran di tangan dan kaki, karena rombongan hanya “berkaki ayam”.
Selain senantiasa menjaga kebersihan, warga LDII juga sangat disiplin, rukun, kompak dan sangat memuliakan tamu yang berkunjung dengan memberikan fasilitas sangat memadai. Mereka benar-benar mengamalkan Hadits Rasulullah SAW yang maknanya :”Siapa-siapa yang berman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia memuliakan tamu”.
Jadi, tidak mengherankan tetamu datang dari berbagai penjuru nusantara. Tidak saja dari seputaran Pulau Jawa saja, tetapi juga dari pula-pulau lain beragam provinsi da kabupaten/kota datang “bertabayyun” ke dua Ponpes LDII itu.
Dalam pengajaran, para santri-santriwati tidak “alergi” dengan pentaushiyah dari luar LDII. Seperti taushiyah disampaikan KH Amiruddin MS dan Drs H Amhar Nasution MA usai Shalat Shubuh dan Zuhur. Ini artinya, warga LDII sudah bersifat terbuka tidak eksklusif sebagaimana yang terjadi pada paradigma lama. Namun, dengan paradigma baru, mereka lebih terbuka lagi kepada masyarakat umum.
Paradigma baru ini bukan dalam perbaharuan akidah. Mereka tetap mengakui Allah sebagai Tuhan Yang Mahaesa dan Nabi Muhammad bin Abdullah SAW sebagai Rasul dan utusan Allah, berpegang teguh kepada Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW (Hadits) serta patuh kepada pemimpin dan ulama.
Dalam bidang sosial-kemasyarakatan, baik sebagai tuan rumah maupun peserta, warga LDII ikut aktif. Seperti kegiatan-kegiatan ilmiah dan keagamaan semisal MTQ dan berbagai pelatihan kepemimpinan serta kegiatan lain berupa khitanan massal, penghijauan dan gotong-royong. (HA Ramadhan)
TAUSHIYAH: Ribuan santri-santriwati Ponpes Wali Barokah LDII Kediri terlihat serius dan khusyu’ mendengarkan tauhsiyah Buya KH Amiruddin MS usai Shalat Subuh di Masjid Baitul A’la Ponpes itu, Selasa (14/6). (Foto: Skala/Ramadhan)
ASMAUL HUSNA: Menara Masjid Baitul A’la Ponpes Wali Barokah Kediri mendapatkan julukan menara “Asmaul Husna”, karena berketinggian 99 M dengan 23 lantai. ldiisurabaya.org

Nasehat Bagi Para Penuntut Ilmu


1.WAJIBNYA MENCARI ILMU AL QURAN-AL HADITS

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ اللهَ يَبْغَضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ سَخَّابٍ فِى اْلأَسْوَاقِ جِيْفَةٍ بِاللَّيْلِ حِمَارٍ بِالنَّهَارِ, عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِاْلآخِرَةِ رواه البيهقى

Dari Abu Huroiroh berkata : Bersabda Rosululloh صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : "Sesungguhnya Alloh murka pada tiap-tiap orang yang kasar, sombong, lagi banyak ramainya di dalam pasar. (Mereka) yang seperti bangkai di malam hari (tidak pernah sholat malam dan memperbanyak tidur) dan seperti himar di siang hari (ramai2 di siang hari). Pintar masalah dunia dan bodoh masalah akhirot (Ilmu Quran Hadits)" (HR Baihaqi)

عَنْ مُعَاوِيَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ ٱللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُولُ يَاأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا ٱلْعِلْمُ بٱِلتَّعَلُّمِ وَٱلْفِقْهُ بِٱلتَّفَقُّهِ وَمَنْ يُرِدِ ٱللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي ٱلدِّينِ وَإِنَّمَا يَخْسَى ٱللهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَاءُ رواه الطبراني
Dari Mu'awiyah berkata : "Aku mendengar Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Wahai manusia ! Sesungguhnya (untuk mendapatkan) ilmu adalah dengan belajar, dan (untuk mendapatkan) kepahaman adalah dengan berusaha untuk paham. Dan barangsiapa yang Alloh menghendaki baik kepadanya, maka Alloh akan menjadikannya paham dalam masalah agama. Dan sesungguhnya yang bisa takut kepada Alloh, dari (semua golongan) hamba-Nya adalah para ulama' !" (HR Thobroni)

ٱلْعِلْمُ حَيَاةُ ٱلإِسْلاَمِ وَعِمَادُ ٱلإِيْمَانِ وَمَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَتَمَّ ٱللهُ أَجْرَهُ وَمَنْ تَعَلَّمَ فَعَمِلَ عَلَّمَهُ ٱللهُ مَا لَمْ يَعْلَم رواه أبو الشيخ

"Ilmu adalah kehidupannya Islam dan tiangnya keimanan. Dan barangsiapa mengajarkan ilmu, maka Alloh akan menyempurnakan pahalanya, dan barangsiapa yang belajar, lantas mengamalkan(nya), maka Alloh akan mengajarkan kepadanya apa-apa yang tidak ia ketahui" (HR Abu Syaikh)

2.KEUTAMAAN MENCARI ILMU

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ تَعَالَى يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ
وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
رواه ابو داود كتاب الصلاة

Dari Abu Huroiroh : Dari Nabi Shollallohu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam rumah Alloh dari beberapa rumah Alloh (Masjid), dimana mereka membaca dan saling menderes Kitab Alloh (Al Quran), kecuali turun atas mereka ketenangan, menutupi atas mereka rohmat, mengelilingi atas mereka malaikat dan menyebutlah Alloh tentang mereka dikalangan orang-orang di sisiNya" (HR Abu Dawud)

قَالَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اِذَا جَلَسَ الْمُتَعَلِّمُ بَيْنَ يَدَيِ الْعَالِِمِ فَتَحَ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ الرَّحْمَةِ, وَلاَ يَقُوْمُ مِنْ عِنْدِهِ اِلاَّ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ اُمُّهُ, وَاَعْطَاهُ اللهُ بِكُلِّ حَرْفٍ ثَوَابَ سِتِّيْنَ شَهِيْدًا, وَكَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ حَدِيْثٍ عِبَادَةَ سَبْعِيْنَ سَنَةً, وَ بَنَى اللهُ لَهُ بِكُلِّ وَرَقَةِ مَدِيْنَةٍ كُلِّ مَدِيْنَةٍ مَثَلَ الدُّنْيَا عَشْرَ مَرَّاةٍ
رواه الديلمى عن جابر بن عبد الله
Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam besabda : "Ketika murid duduk dihadapan gurunya maka Alloh Ta'ala membuka baginya 70 pintu rohmat dan tidaklah sang murid berdiri dari tempat duduknya, melainkan seperti halnya ketika ia dilahirkan (bersih dari dosa). Alloh memberi untuk tiap-tiap huruf (dalam Al Quran yang dipelajari), pahala 60 syuhada', dan Alloh menulis baginya untuk tiap hadits (yang dipelajari), pahala ibadah selama 70 tahun dan Alloh membangun baginya untuk tiap mata uang yang ia keluarkan (untuk mencari ilmu), 10x dunia" (HR Ad Dailamiy dari Jabir bin Abdillah

)عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ لأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّمَ أَيَةً مِنْ كِتَابِ اللهِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ مِائَةَ رَكْعَةٍ وَلأَنْ تَغْدُوَ فَتَعَلَّّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ عُمِلَ بِهِ أَوْ لَمْ يُعْمَلْ خَيْرٌ مِنْ أَنْ تُصَلِّيَ أَلْفَ رَكْعَةٍ رواه ابن ماجه 219

Dari Abu Dzarr berkata : Bersabda kepadaku Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Wahai Abu Dzarr, niscaya jika engkau pagi-pagian, lantas engkau belajar satu ayat dari Kitab Alloh (Al Quran), itu lebih bagimu dari jika engkau sholat sunnah 100 rokaat. Dan niscaya jika engkau pagi-pagian, lantas engkau belajar satu bab dari Ilmu (Al Hadits), baik (ilmu itu) diamalkan atau tidak diamalkan, itu lebih baik bagimu daripada jika engkau sholat 1000 rokaat (HR Ibnu Majah 219)
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ رواه الترمذي 2785

Dari Anas bin Malik berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Barangsiapa yang keluar didalam mencari ilmu (Al Quran-Al Hadits), maka dia didalam sabilllah hingga dia kembali (pulang) (HR Tirmidzi 2785)

عَنِ الْحَسَنِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ جَاءَهُ الْمَوْتُ وَهُوَ يَطْلُبُ الْعِلْمَ لِيُحْيِيَ بِهِ اْلإِسْلاَمَ فَبَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّبِيِّينَ دَرَجَةٌ وَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ
رواه الدارمي 358

Dari Hasan berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Barangsiapa yang telah datang kepadanya kematian, dan dia sedang mencari ilmu (Al Quran-Al Hadits), (dengan tujuan) untuk menghidup-hidupkan Islam dengan ilmu tersebut, maka diantara dia dan para Nabi adalah satu derajat di surga (HR Darimi 358)

3.KEUTAMAAN MENGAJARKAN ILMU

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ اْلإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
رواه مسلم

Dari Abu Huroiroh : Sesungguhnya Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Ketika seorang manusia meninggal dunia, putuslah amalnya kecuali pada 3 perkara, yaitu shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anaknya yang sholih yang mendoakan kepadanya !". (HR Muslim)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ أَوْ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لإِبْنِ السَّبِيلِ بنَاَهُ أَوْ نَهَرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
رواه ابن ماجه 242

Dari Abu Huroiroh berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Sesungguhnya sebagian dari apa-apa yang menyusul kepada orang beriman, dari sebagian amalan dan kebaikan-kebaikannya, setelah kematiannya adalah ilmu yang dia ajarkan dan dia sebarkan, anak-anak sholih yang dia tinggalkan, Mushaf (Al Quran) yang dia waritskan, masjid yang dia bangun, rumah untuk Ibnu Sabil yang dia bangun, sungai yang dia alirkan (untuk kepentingan masyarakat) dan shodaqoh yang dia keluarkan semasa sehatnya dan semasa hidupnya. (Amalan-amalan itu) akan menyusul kepadanya setelah kematiannya !" (HR Ibnu Majah 242)

4.KEUTAMAAN AHLI ILMU

قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُو الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ سورة المجادلة 11

Alloh akan mengangkat orang Iman dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat dan Alloh Maha Waspada terhadap apa-apa yang kalian kerjakan" (QS. Al Mujadalah 11)

أَنَّ لُقْمَانَ الْحَكِيْمَ أَوْصَى ابْنَهُ فَقَالَ يَا بُنَيَّ جَالِسِ الْعُلَمَاءَ وَزَاحِمْهُمْ بِرُكْبَتَيْكَ فَإِنَّ اللهَ يُحْيِي الْقُلُوبَ بِنُوْرِ الْحِكْمَةِ كَمَا يُحْيِى اللهُ الأَرْضَ الْمَيْتَةَ بِوَابِلِ السَّمَاءِ رواه مالك في الموطأ 1889

"Sesungguhnya Lukman Al Hakim wasiat kepada anaknya : Wahai anakku menemanilah duduk para ulama' dan menempelkanlah lututmu pada mereka, sebab sesungguhnya Alloh menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Alloh menghidupkan bumi yang mati dengan derasnya air hujan" (HR Malik dalam kitab Al Muwattho')

عَنْ أَبِي حَفْصٍ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُوْلُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ مَثَلَ الْعُلَمَاءِ فِي اْلأَرْضِ كَمَثَلِ النُّجُومِ فِي السَّمَاءِ يُهْتَدَى بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ فَإِذَا انْطَمَسَتِ النُّجُومُ أَوْشَكَ أَنْ تَضِلَّ الْهُدَى رواه أحمد

Dari Abu Hafsh yang bercerita kepada muridnya, bahwa sesungguhnya dia mendengar Anas bin Malik berkata : "Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Sesungguhnya gambaran ulama' di bumi sebagaimana gambaran bintang di langit, yang dijadikan alat petunjuk didalam gelapnya daratan dan lautan. Maka ketika bintang telah terbenam, hampir-hampir hilanglah alat petunjuk itu !" (HR Ahmad)

أَيُّمَا نَاشِئٍ نَشَأَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ وَالْعِبَادَةِ حَتَّى يَكْبُرَ أَعْطَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَوَابَ اثْنَيْنِ وَسَبْعِيْنَ صِدِّيْقًا
رواه الطبراني فى الكبير

"Siapapun pemuda yang tumbuh dalam mencari ilmu dan ibadah hingga masa tuanya, maka Alloh akan memberinya di hari kiamat pahalanya 72 orang shiddiq" (HR Thobroni)

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيْهِ أُلْبِسَ وَالِدَهُ تَاجًا بَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِيْ بُيُوْتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِبْكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا
رواه ابو دود عن معاذ الجهني

"Barangsiapa yang membaca Al Quran dan mengamalkan apa-apa yang terkandung didalamnya, maka akan dipakaikan kepada kedua orangtuanya sebuah mahkota di hari kiamat. Sinar mahkota tersebut lebih bagus dari sinar matahari (yang menerangi) rumah-rumah dunia. Maka seandainya, matahari itu ada di kalangan kalian (kalian ketahui terangnya), maka bagaimana persangkaan kalian terhadap (ganjaran) orang yang mengamalkan (dan membaca Quran) ini" (HR Abu Dawud dari Mu'adz al Juhanniy)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ال;ْبَاهِلِيِّ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ; اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَاْلأَخَرُ عَالِمٌ, فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَي أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرَضِينَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
رواه الترمذي 2825

Dari Abu Umamah Al Bahiliy berkata : Diceritakan kepada Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam dua orang laki-laki, salah satunya adalah ahli ibadah, dan yang lain adalah ahli ilmu. Maka bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa SallamI : "Keutamaan seorang ahli ilmu atas ahli ibadah, ibarat keutamaanku mengalahkan (keutamaan) orang-orang hinanya kalian !". Kemudian bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Sesungguhnya Alloh, malaikat-malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, sampai semut yang berada di liangnya, sampai ikan-ikan, niscaya mendoakan rohmat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia" (HR Tirmidzi 2825)

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَاعَةٌ مِنْ عَالِمٍ يَبْكِي عَلَى فِرَاشِهِ وَيِنْظُرُ فِي عَمَلِهِ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ الْعَابِدِ سَبْعِينَ عَامًا
رواه الديلمي 3504

Dari jabir berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Sesaat dari seorang ahli ilmu, yang menangis diatas tempat tidurnya dan melihat didalam amalannya (instropeksi—ket), adalah lebih baik daripada ibadahnya seorang ahli ibadah selama 70 tahun!" (HR Dailami 3504)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا اجْتَمَعَ الْعَالِمُ وَالْعَابِدُ عَلَى الصِّرَاطِ قِيلَ لِلْعَابِدِ أُدْخُلِ الْجَنَّةَ وَتَنَعَّمَ بِعِبَادَتِكَ وَقِيلَ لِلْعَالِمِ قِفْ هُنَا فَاشْفَعْ لِمَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ لاَ تَشْفَعُ لإَحَدٍ إِلاَّ شُفِّعْتَ, فَقَامَ مَقَامَ اْلأَنْبِيَاءِ
رواه الديلمي 1293

Dari Ibnu Abbas berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Ketika seorang ahli ilmu dan ahli ibadah berkumpul diatas jembatan (antara surga dan neraka), dikatakan kepada ahli ibadah : "Masuklah engkau ke surga, dan rasakanlah kenikmatan (surga) sebab ibadahmu !". Dan dikatakan kepada ahli ilmu : "Berhentilah disana (di jembatan), maka berilah syafaat kepada orang yang engkau sukai, maka sesungguhnya engkau tidak memberi syafaat kepada seseorang, melainkan diterima syafaatmu !". Maka berdirilah ahli ilmu terseut pada kedudukannya para Nabi !" (HR Dailami 1293)

عَنْ عُثْمَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَوَّلُ مَنْ يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْعُلَمَاءُ ثُمَّ الشُّهَدَاءُ
رواه الخرائطي

Dari Utsman berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam bersabda : "Lebih dahulunya orang yang memberi syafaat pada hari Qiamat adalah para Nabi, kemudian para ulama', kemudian para syuhada' !" (HR Khoroithiy)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَتَكُوْنُ فِتَنٌ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيْهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا إِلاَّ مَنْ أَحْيَاهُ اللهُ بِالْعِلْمِ
رواه إبن ماجة

Dari Abu Umamah berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Akan ada masa fitnah dimana seorang laki-laki di pagi hari dalam keadaan iman, tapi kemudian menjadi kafir di sore hari, kecuali (yang tidak menjadi kafir) orang-orang yang Alloh hidupkan dengan ilmu" (HR Ibnu Majah)

إِذَا تَبَحَّرَ ٱلرَّجُلُ فِي ٱلْحَدِيثِ كَانَ ٱلنَّاسُ عِنْدَهُ كَٱلْبَقَرِ (إيني أوجفاب أهل حديث)

Ketika seorang laki-laki telah mahir dalam hal hadits, maka manusia disisinya ibarat sapi (Ucapan ahli hadits)

5.ILMU DI ZAMAN AKHIR

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِى بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ يِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوْسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوْا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ
عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَأَضَلُّوْا رواه البخارى

Dari Abdillah bin Amr bin Al 'Ash berkata : Aku mendengar Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam bersabda :"Sesungguhnya Alloh tidak menggenggam (menghilangkan) ilmu dengan sekali mencabut sehingga Alloh benar-benar mencabutnya dari hamba. Akan tetapi (Alloh menghilangkan ilmu) dengan mewafatkan para ulama'. Sehingga ketika tidak tersisa seorangpun ulama', para manusia mengangkat pemimpin yang bodoh, yang ketika mereka ditanya (tentang suatu hukum) mereka menghukumi dengan tanpa berdasar ilmu (Quran Hadits), maka mereka sesat dan menyesatkan" (HR Bukhori)

عَنْ اَبِى اُمَامَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اَنَّهُ قَالَ خُذُوا الْعِلْمَ قَبْلَ اَنْ يَذْهَبَ قَالُوا وَكَيْفَ يَذْهَبُ الْعِلْمُ يَا نَبِيَّ اللهِ وَفِيْنَا كِتَابُ اللهِ, قَالَ فَغَضِبَ لاَ يُغْضِبُهُ اللهُ ثُمَّ قَالَ ثَكِلَتْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ اَوَلَمْ تَكُنِ التَّوْرَاةُ وَاْلإِنْجِيْلُ فِى بَنِى إِسْرَاﺋِﻴْﻞَ, فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمْ ﺷَﻴْﺌًﺎ, إِنَّ ذِهَابَ الْعِلْمَ اَنْ يَذْهَبَ حَمَلَتُهُ, إِنَّ ذِهَابَ الْعِلْمَ اَنْ يَذْهَبَ حَمَلَتُهُ
رواه الدارمى 245
"Dari Abu Umamah dari Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam bersabda ; "Mencarilah ilmu sebelum ilmu itu hilang!, Sahabat bertanya : "Bagaimana ilmu itu bisa hilang wahai Nabiyulloh, padahal ada Kitab Alloh di kalangan kami ?". Abu Umamah berkata : Maka Nabi marah yang tidak pernah Alloh membuat Nabi marah seperti itu, kemudian Nabi bersabda : "Kalian kehilangan ibu kalian ! Bukankah telah ada Taurot dan Injil di kalangan Bani Isroil, tapi keduanya tidak mencukupi bagi mereka (sehingga akhirnya keaslian kedua kitab itu hilang). Sesungguhnya hilangnya Ilmu adalah bila telah hilang (wafat) si pembawa ilmu, 2X" (HR Ad Darimi 245).

6.ANCAMAN BAGI AHLI ILMU

أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلاَ تَعْقِلُونَ
سورة البقرة 44

Mengapa engkau perintahkan manusia (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal engkau membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir? (QS Al Baqoroh 44)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لاَ تَفْعَلُونَ
سورة الصف 2-3

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang kalian (sendiri) tidak kerjakan ? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kalian kerjakan (QS As Shof 2-3)

عَنْ اَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الزَّابَانِيَةُ اِلَى فَسِقَةِ حَمَلَةِ الْقُرْاٰنِ اَسْرَعُ مِنْهُمْ اِلَى عَبَدَةِ اْلاَوْثَانِ فَيَقُوْلُوْنَ يُبْدَأُ بِنَا قَبْلَ عَبَدَةِ اْلاَوْثَانِ فَيُقَالُ لَهُمْ لَيْسَ مَنْ يَعْلَمُ كَمَنْ لاَ يَعْلَمُ
رواه الطبرانى

"Dari Anas berkata : bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Malaikat Zabaniyah lebih cepat (lebih dahulu menyeret ke neraka) bagi orang fasiq dari kalangan pembawa Quran daripada penyembah berhala, maka para pembawa Quran berkata : Mengapa kami lebih dahulu (disiksa) daripada para penyembah berhala ?. Maka dikatakan bagi mereka : Tidaklah sama antara orang yang tahu (berilmu) dan orang yang tidak tahu (tidak berilmu)" (HR At Thobroni)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
رواه الترمذي

Dari Abu Huroiroh berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Barangsiapa yang ditanya tentang suatu ilmu yang dia ajarkan kepadanya, kemudian dia menyimpannya, maka dia diikat di hari Qiamat dengan tali dari api " (HR Tirmidzi)

7.ADAB BAGI AHLI ILMU

وَقَالَ عَلِيٌّ حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ اللهُ وَرَسُولُهُ رواه البخاري

Berkata Ali : "Berceritalah kepada manusia (tentang ilmu) sesuai dengan apa yang mereka ketahui. (sesuai tingkat pemahaman mereka—ket). Apakah kalian senang jika Alloh dan Rosul-Nya didustakan (hanya karena kalian menerangkan sesuatu diluar daya pemahaman mereka) ? (Riwayat Bukhori)

8.ANCAMAN MENCARI ILMU TIDAK KARENA ALLOH

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِغَيْرِ اللهِ أَوْ أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّار
رواه ابن ماجه 258

Dari Ibnu Umar berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Barangsiapa mencari ilmu karena selain Alloh atau dia menghendaki dengan ilmu tersebut pada selain Alloh, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya di Neraka !" (HR Ibnu Majah 258)

عَنْ¬ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيْحَهَا
رواه ابن ماجه 252

Dari Abu Huroiroh berkata : Bersabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wa Sallam : "Barangsiapa yagn belajar ilmu (Al Quran—Al Hadits), dari apa-apa (yang seharusnya) dicari wajah Alloh dengan ilmu tersebut, (tetapi) dia tidak mempelajarinya kecuali agar dia dapatkan kesenangan dunia dengan ilmu tersebut, maka tidak akan dia jumpai baunya surga di hari Qiamat, yakni (Nabi menghendaki pada) bau wanginya surga" (HR Ibnu Majah

Semoga Allah menjadikan kita orang yang berilmu, bisa mengamalkan dengan ilmu yg kita dapat dan dengan niat karena Allah.

Mengenal Anak Turun Iblis


1 A'war : Si Penebar Zina.

A'war adalah anak iblis yg menjadi penguasa syetan - syetan yang menebarkan perzinaan dimana - mana. 

Dia dan pengikutnya yg merayu agar pria dan wanita berbuat dosa, melanggar had (zina)
A'war & pengikutnya yang memberikan bayangan nikmat luar biasa bagi pezina sehingga seseorang merasa ketagihan untuk berbuat & terus berbuat. 

Padahal zina itu jelas merupakan perbuatan dosa yg membawa kehancuran dunia akhirat.
Tentang zina berikut hal - hal yang terkait sebagai akibatnya :
- Zina dapat menghilangkan cahaya iman dari pelakunya
- Zina merupakan perbuatan buruk yang bisa membawa kematian pelakunya (umurnya pendek)
- Orang yang berbuat zina, doanya tidak dikabulkan oleh Allah SWT
- Pada hari kiamat nanti orang yang berbuat zina akan menyala nyala api di wajahnya
- Orang yang berbuat zina disiksa dalam tungku besar yang nyala apinya menghancur lumatkan tubuhnya kemudian dikembalikan lagi jasadnya dan dihancur lumatkan lagi oleh nyala api yang berkobar-kobar, begitu terus menerus.
- Bau orang yang berbuat zina sangat busuk sehingga menyakitkan sesama ahli neraka
- Ahli zina dihapus dari daftar orang - orang yang baik
- Allah SWT tidak melihat kepada ahli zina dengan pandangan hormat
- Allah SWT mengharamkan surga dan mengharamkan mencium bau surga kepada ahli zina
- Tersiarnya perbuatan zina membawa akibat banyaknya anak-anak yang dilahirkan dari hasil perzinaan, dan disebabkan banyak anak-anak hasil perzinaan hampir saja Allah SWT meratakan siksanya
- Suatu negara jika sudah merata perzinaannya, Allah SWT mengancam akan merusak negara tersebut dengan murka yang ditujukan kepada penduduk yang menempati negara tersebut.
- Zina adalah penyebab seseorang jatuh harga dirinya, kehormatannya, kehormatan keluarganya, cacat di dunia dan di akhirat
Mengenai siksa yang bakal dialami oleh ahli zina, terdapat di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abilmundzir, Nabi SAW bersabda : ....... tiba - tiba didalamya ada suara - suara teriakan yang ramai, kata Nabi, maka kami melihatnya, didalamnya ada laki-laki dan perempuan yang telanjang. Ketika nyala api datang dari bawahnya, mereka berteriak-teriak.
يا معشر المسلمين إياكم والزنا فإن فيه ست خصال ثلاث في الدنيا وثلاث في الآخرة ،
فأما اللواتي في الدنيا فذهاب البهاء ، ودوام الفقر ، وقصر العمر ، وأما اللواتي في الآخرة
فسخط الله ، وسوء الحساب ، ودخول النار
" Hai golongan orang islam, takutlah kalian berbuat zina, karena sesungguhnya di dalamnya ada enam perkara, tiga perkara di dunia dan tiga perkara di akhirat. Maka adapun tiga perkara yang ada di dunia adalah: hilangnya kewibawaan, kekalnya kefakiran dan pendek umurnya. Dan adapun tiga perkara yang ada di akhirat adalah: mendapat murka Allah, sejelek-jeleknya hisaban dan masuk (kekal) di neraka". HR Al Baihaqi

2. Zalnabur : Penguasa Pasar.

Bila sebelumnya telah disebutkan ada A'war anak iblis penebar zina, yang berikutnya Zalnabur.

Zainabur : Anak iblis menguasai syetan dan menggerakkannya untuk merusak orang-orang di pasar, sehingga para penjual di pasar melakukan tindakan yang tidak dibenarkan menurut hukum islam. Seperti menipu, menjual barang cacat tanpa memberitahukan cacatnya, merusak harga tetangga kanan kirinya, menjual barang-barang yang diharamkan oleh Allah. Merusak penawaran Saudaranya, menghasut agar penjual satu dengan yang lain tidak rukun, menimbulkan perselisihan antara pembeli dengan penjual. Menimbulkan berbagai kerusuhan seperti penjambretan, pencopetan, menyibukkan orang hanya untuk mengurusi dagangannya sehingga lupa ibadah.
Untuk itu seorang muslim harus betul betul mewaspadai upaya Zalnabur dengan semua kaki tangannya. Jangan sampai mereka menguasai kita sehingga sebagai pedagang atau pembeli di pasar lantas melupakan ibadah atau terkena hasutan untuk saling benci dan iri kepada sesama penghuni pasar. Ingatlah pesar Nabi SAW di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim :
"Jika mampu jangan sekali-kali ada kamu menjadi pertama kalinya orang yang masuk ke pasar, dan jangan menjadi orang yang paling akhir keluar pasar. Karena sesungguhnya pasar itu markas syetan dan di pasarlah dia memasang benderanya"

3. Maswath ; Penebar Berita Bohong.
Sebelumnya ada Zalnabur anak iblis penguasa pasar, selanjutnya Maswath.
Maswath : anak iblis yang menguasai syetan-syetan dengan misi menyebarkan berita bohong di antara manusia dengan mengadu domba. 
Sehingga antara muslim yang satu dengan yang lain tidak ada kerukunan, saling curiga, saling menjatuhkan, yang akhirnya akan timbul kedengkian, dendam kesumat, dan permusuhan.

Rosululloh SAW pernah bersabda di dalam hadist yang diriwayatkan oleh Thobroni :
Tidak termasuk golonganku orang yang dengki, suka mengadu domba, dan dukun-dukunan. Aku tidak termasuk golongan mereka. Kemudian Nabi SAW membaca ayat : Orang - orang yang menyakiti orang iman laki-laki maupun perempuan dengan apa-apa yang tidak mereka lakukan, maka sesungguhnya mereka telah membawa kebohongan besar dan dosa yang nyata (QS Al Ahzab : 58)

Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Ahmad :
Orang-orang yang suka mengumpat, memfitnah,suka menceritakan aib orang lain, suka mengadu domba, dan yang mencari-cari keselahan (menuduh zina) orang orang yang tidak melakukannya, maka Allah SWT menggiring mereka dalam bentuk muka anjing.

Melihat kedua hadist tersebut, sebagai muslim supaya betul-betul mewaspadai usaha-usaha anak iblis yang bernama Maswath dan semua syetan pengikutnya. Jangan sampai orang iman malah menjadi pendukungnya, dengan memiliki sifat suka mengadu domba, menimbulkan keresahan, tidak rukun,atau saling menjatuhkan. Jangan sampai terjebak perangkap iblis Maswath dengan syetan-syetan pengikutnya, yang akhirnya menjerumuskan masuk neraka.

4. Dasim : Pengacau Dalam Rumah.
Anak iblis ini beserta para syetan pengikutnya bertugas di rumah-rumah untuk menyesatkan penghuni rumah. Upayanya ditujukan agar penghuni rumah tidak aktif beribadah, tidak berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT, banyak tidur, lupa sholat, malas sholat sunah, malas bangun malam, membuat suasana rumah selalu panas, geger antara suami isteri, orang tua dengan anak, saudara dengan saudara, atau keluarga dengan familinya.
Dasim akan selalu berusaha agar suatu keluarga gagal dalam membina keharmonisan dan kebahagiaan. 

Dalam hal agama, Dasim beserta syetan-syetan pengikutnya mencampuradukkan antara yang haq dan yang batal, yang murni dengan yang palsu, yang sunah dengan yang bid'ah, dan antara iman dengan syirik, khurofat, tahayul.

Diluar rumahpun, iblis-iblis yang lain juga sudah siap menyambut seseorang dengan mengacaukan keimanannya. Kemana saja manusia pergi, kesitu pula syetan-syetan pembantu iblis mencari kesempatan menyesatkannya, tercantum di dalam hadist yang diriwayatkan Muslim
" Sesungguhnya syetan datang kepada seseorang dari kamu sekalian dalam keadaan yang bagaimana saja..."

Seorang muslim dituntut untuk selalu mewapadai usaha-usaha Dasim beserta syetan pengikutnya yang berkeliaran di rumah-rumah untuk menyesatkan orang iman dari agama Alloh SWT. Dan seorang muslim juga bisa selalu meramaikan rumah dengan tilawatil quran, memperbanyak dzikir dan doa.

Dalam hadist riwayat Muslim Rosululloh SAW bersabda :
" Jangan kamu jadikan rumah-rumah kamu seperti kuburan (sepi). Sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqoroh di dalamnya "

Source : Nuansa Persada