Cari Blog Ini

Senin, 17 November 2014

Memaknai Hari Pahlawan LDII Kabupaten Tegal Adakan jalan Sehat dan Sepeda Santai




Dalam rangka memaknai Hari Pahlawan 10 November, Lembaga Dakawah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Tegal menggelar kegiatan Jalan Sehat dan Sepeda Santai, Minggu 16 November 2014.
Kegiatan yang dipusatkan di halaman GOR Tri Sanja tersebut dihadiri Wakil Bupati Tegal, Dra. Hj. Umi Azizah, diikuti ribuan peserta dari warga LDII se Kabupaten Tegal  serta masyarakat sekitar. Sedangkan untuk kegiatan sepeda santai  diikuti beberapa Komunitas Sepeda di wilayah Kabupaten Tegal, seperti POMPA dari Pangkah, PITTOELAS dai Langon Kudaile Slawi, AAS Slawi, dan sejumlah Gowesser yang lain.
Ketua DPD LDII Kab. Tegal, Drs. H. Walidi, MM dalam sambutannya mengingatkan bahwa bangsa Indonesia ini bangsa yang LUAR BIASA. Bangsa yang besar dan majemuk, memiliki sejarah perjuangan yang sangat menakjubkan. Aset sangat berharga yang dimiliki bangsa Indonesia adalah semangat juang, nilai – nilai patriotik, rela berkurban para pahlawan dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.
Lebih lanjut Walidi mengajak untuk menengok sejenak peristiwa 10 November 1945, pada saat kota Surabaya dikepung tentara Inggris dari berbagai penjuru; darat, laut, dan udara, dengan tujuan menguasai kota Surabaya. Dengan tekad dan semangat yang dikobarkan Bung Tomo saat itu : MERDEKA atau MATI !! arek – arek Surabaya yang hanya bersenjatakan bambu runcing dan senjata rampasan tidak gentar menghadapi musuh yang bersenjata lengkap dan modern. Nilai-nilai heroik yang luar biasa  tersebut harus terus dilestarikan, diwariskan kepada generasi penerus di bumi  ini. Jangan sampai nilai-nilai juang para pahlawan yang amat sangat berharga ini hilang terkikis oleh arus kemajuan dan globalisasi.
Selanjutnya, Walidi mengajak masyarakat untuk memaknai hari Pahlawan 10 November melalui kegiatan positif yang menggembirakan dan menyehatkan. Ia mengingatkan pentingnya kesehatan. ‘Health is everything’, kesehatan adalah segala-galanya, paparnya, “Semua orang tentu menyayangi tubuh yang hanya satu-satunya. Maka harus dijaga kondisi, keseimbangan dan kesehatannya. Apabila ada organ tubuh yang rusak atau tidak berfungsi, tidak ada satu pun toko atau supermarket yang menyediakan sparepartnya. Kalau toh ada dapat dipastikan itu tidak orisinil alias palsu.”

Sementara Wakil Bupati Tegal, Dra. Hj. Umi Azizah dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kegiatan yang diprakarsai LDII, yang menggugah kembali semangat militansi, patriotisme, semangat kebersamaan, kesetiaan sosial yang sangat diperlukan dalam membangun Kabupaten Tegal menyongsong hari- hari yang akan datang dengan semangat ‘Hari Esok Harus Lebih Baik daripada Hari Ini’.
Lebih lanjut, Umi Azizah menegaskan bahwa cita-cita besar, mimpi besar Kabupaten Tegal yang mandiri, unggul, religius dan sejahtera tidak akan terwujud tanpa kebersamaan dan partisipasi masyarakat, termasuk warga LDII. Kegiatan Jalan Sehat dan Sepeda Santai juga merupakan implementasi Hadits Rosululloh SAW, bahwa jasad yang sehat terdapat akal yang sehat, akal yang sehat harus didukung jasad yang sehat.
Mengakhiri sambutannya, Umi azizah berharap agar kegiatan LDII bersinergi dengan program-program pemerintah Kabupaten Tegal dalam mengatasi persoalan seperti angka kematian ibu dan bayi lahir yang masih tinggi, kasus HIV dan pernikahan dini. Selain itu, ia juga  mengajak seluruh yang hadir untuk turut terlibat secara aktif Gerakan Memungut Sampah sehingga GOR Tri Sanja bersih dan rapi serta membudayakan hidup sederhana dan mencintai produk-produk dalam negeri.
Usai acara seremonial, tepat pukul 07.30 peserta Jalan Sehat dan Sepeda Santai diberangkatkan Wakil Bupati Tegal menempuh dua rute. Rute Jalan Sehat dari GOR TRI SANJA Pakembaran ke arah Selatan sampai Patung Obor belok ke kiri, terus ke Timur sampai pertigaan (Gerbang Kelurahan Pakembaran) belok ke kiri, lurus ke Utara hingga perempatan Desa, belok ke kiri, terus ke Barat menuju GOR TRI SANJA. Sedangkan rute Sepeda Santai dari GOR TRI SANJA Pakembaran ke arah Utara sampai pertigaan Perumahan belok kanan, terus hingga perempatan Trayeman (traffic light) belok ke kiri terus ke Utara  sampai pertigaan (Watu Tunclep) Yonif 407 Ujungrusi belok ke kiri, terus ke arah Selatan menyusuri Desa Harjosari - Kalisoka hingga ke Desa Sindang, pertigaan belok ke kiri, ke arah Selatan sampai Desa Gumayun, pertigaan belok kiri ke arah Slawi, terus ke Timur sampai patung Obor belok kiri menuju GOR TRI SANJA.
Usai pelaksanaan kegiatan diadakan pengundian door prize berupa kulkas, sepeda gunung, TV, kompor gas, blender, dispenser, magic com, kipas angin, dan puluhan hadiah lainnya yang disediakan sejumlah sponsor yaitu BMT Amanah Barokah, RSU Adella Slawi, Nagamas Motor, Permata Abadi, Rumah Makan Pring Cendani Ujungrusi, PT Indosat, Teh Poci,  Sophie Paris, Lulu Collection, Rumah Kerudung Sekar Kedaton, Life Computer, Herbal Bioba,  Qory Collection Adiwerna, Mitra Technic Adiwerna, Metro Mas Slawi, dan Radio Pop FM Tegal.
Acara yang dipandu Suwandi, S.Pd., Muktar Umri dan MC dari Nagamas Motor tersebut sangat variatif sehingga peserta tidak merasa jenuh menunggu. Diawali dengan sejumlah kuis pengetahuan tentang kepahlawanan untuk anak SD, SMP, dan SMA/SMK, dilanjutkan dengan pengundian kupon. Para siswa SD hingga SMA/SMK nampak sangat antusias menjawab pertanyaan yang disampaikan panitia. Semua pertanyaan dijawab dengan benar oleh para siswa.
Sebagai penghormatan kepada sesepuh, untuk undian hadiah utama panitia meminta anggota legiun veteran 45 untuk mengambil kupon. Seorang veteran pejuang 45 Bpk. Mujiono yang juga bergabung dengan Komunitas sepeda PITTOELAS tampil mengambilkan kupon untuk hadiah utama. Acara berakhir setelah penyerahan hadiah utama berupa kulkas oleh Pak Mujiono didampingi ketua DPD LDII Kab. Tegal kepada Ny. Suroso dari Kemantran Kramat. Usai acara, sebagai wujud kepedulian lingkungan serta menindaklanjuti himbauan Ibu Wakil Bupati, diadakan gerakan memungut sampah di sekitar GOR Tri Sanja sehingga begitu ditinggalkan, halaman GOR tampak bersih.

Mark D. Clark: LDII Contoh yang Baik dalam Hubungan Negara dan Ormas

dubes-amerika-ldii
LDII kedatangan tamu istimewa Mark D Clark seorang konselor politik Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta pada Kamis, (6/11/2014). Clark mendatangi kantor DPP LDII di Jalan Tentara Pelajar 28A, Patal Senayan, Jakarta Selatan, untuk lebih mengenal LDII dalam fungsinya sebagai penguatan masyarakat sipil di Indonesia.  
Clark menyadari dalam alam demokrasi, masyarakat sipil merupakan tulang punggung dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Konsep inilah yang oleh intelektual Indonesia sebagai masyarakat madani, di mana masyarakat menghimpun diri dalam ormas, lalu menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan.
Kedatangan Clark boleh dikata kunjungan balasan. Ia pernah mengundang ormas-ormas Islam di kediamannya, sesaat setelah ditugaskan di Indonesia. Saat itu ia menjanjikan akan berkunjung ke setiap ormas yang ia undang. Sementara, bagi LDII, kunjungan Clark menjadi penting untuk menyosialisasikan Islam di Indonesia, yang cinta damai, toleran, dan mendukung terciptanya keberadaban sipil.
“Jurang informasi antara Islam dan Barat, terlanjur lebar. Perlu titik temu, agar terjadi kesepahaman. Bahwa Islam adalah agama yang damai dan tak menolak modernitas, sementara Islam juga tak harus menolak atau curiga berlebihan begitu mendengar kata Barat,” ujar Ketua DPP LDII Prasetyo Soenaryo yang dalam pertemuan itu menjadi juru bicara.
Clark yang telah bertugas di berbagai negara, mempertanyakan perbedaan LDII dengan ormas Islam lainnya. Ia juga perhatian terhadap basis massa LDII, organisasi kepemudaannya, dan keilmuan LDII. “LDII adalah ormas yang nonprofit yang mengedepankan peningkatan SDM yang profesional religius dan memiki perhatian besar dalam menjaga kerukunan umat beragama,” ujar Prasetyo Soenaryo dalam presentasinya. Dalam pemaparannya, Prasetyo menekankan, LDII menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama – sebagaimana yang dilakukan ISIS di Timur Tengah.  
Menurut Prasetyo tak ada alasan dan tak ada tempat kekerasan atas nama agama di Indonesia, karena umat Islam di Indonesia memiliki kebebasan menjalankan ritual agamanya. Justru, LDII selain menjalankan ritual ibadahnya, mampu melakukan kontribusi sosial. Bahkan LDII mengedepankan empat pilar kebangsaan, berupa Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. “Sementara warga LDII di luar negeri menyesuaikan dengan konstitusi negara setempat sepanjang memiliki hak-hak beribadah,” ujar Prasetyo Sunaryo.
Dalam pertemuan itu Prasetyo menjelaskan, LDII dengan ormas Islam lainnya memiliki kesamaan, yakni mendakwahkan ajaran Islam. Di antara berbagai kesamaan itu, setiap ormas memiliki penekanan-penekanan tertentu, “NU dikenali karena memiliki pesantren-pesantren ternama, Muhammadiyah dikenali sebagai ormas yang bergiat dalam pendidikan dan kesehatan. Sementara LDII memadukan keduanya, sehingga menghasilkan insan yang profesional religius,” ujar Prasetyo.
 
“LDII dengan basis keilmuannya di Kediri, menghasilkan mubaligh yang merawat religiusitas warga LDII, yang didukung keberadaan majelis taklim yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan di luar negeri. Selain itu terdapat Majelis Taujih Wal Irsyad dan Dewan Pakar LDII yang senantiasa menjaga profesionalitas dan religiusitas warga LDII,” demikian Prasetyo Sunaryo menjelaskan
kunjungan-dubes-amerika
Pada sesi selanjutnya, pemaparan dilakukan dengan presentasi kegiatan LDII, mulai dari penyelamatan lingkungan melalui Go Green, kepanduan, kepemudaan, gerakan antinarkoba, dan lain-lain. Clark menggarisbawahi, peran LDII dan ormas-ormas Islam lainnya sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pertemuan ini berharga dan bermanfaat, seharusnya sudah dilakukan dari dulu. Peran ormas di Indonesia, sebagaimana di Amerika Serikat sangat berpengaruh positif baik di sektor ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam hal ini, LDII menjadi contoh yang baik dan kesempatan ini menjadi pembukaan untuk melakukan kerjasama kedepannya. Kami sangat terbuka terhadap ide dari LDII dan peluang kerjasama,” ujar Mark D. Clark.
Mark D. Clark lalu mempertanyakan sikap politik LDII dalam berbagai tema aktuap perpolitikan di tanah air, salah satunya mengenai dualisme di DPR. “Kami melihat, meskipun Indonesia memiliki sistem demokrasi terbesar namun perilaku politikusnya tidak mencerminkan demokrasi. Hal ini mengakibatkan anomaly demokrasi,” ujar Ketua DPP LDII Chriswanto Santoso menanggapi pertanyaan Clark.
Mark D. Clark berpendapat anomali demokrasi itu disebabkan Indonesia negara yang baru belajar demokrasi, meskipun memiliki kemajuan yang hebat. Bandingkan dengan Amerika Serikat yang sudah berdemokrasi hampir 200 tahun. Kegaduhan politik yang terjadi di DPR merupakan hal yang biasa terjadi sebagaimana di Amerika antara Partai Republik dan Partai Demokrat.
“Dalam konteks demokrasi, kegaduhan mungkin terjadi. Selama tujuannya baik dan memajukan kepentingan rakyat. Demokrasi pada akhirnya berekses pada kompromi, Saya optimis Indonesia bisa maju setelah selama 16 tahun ini menjalani demokrasi langsung dengan tingkat partisipasi rata-rata yang tinggi,” ujar Clark. Jika melihat AS, yang menggunakan sistem dua kamar berupa house of representatif (DPR) dan senate (DPD) terjalin komunikasi yang baik terhadap kosntituen mereka. “Terdapat kantor yang aktif di negara bagian tempat mereka terpilih. Ketika hari libur pun mereka kembali ke negara bagian masing-masing untuk bertemu konstituen, sehingga konstituen merasa dihargai”, jelas Mark D. Clark
Demikian ekses demokrasi, meski demokrasi memiliki manfaat yang baik akan tetapi pada taraf pelaksanaannya bergantung pada kemampuan masing-masing negara. Indonesia dibandingkan dengan Amerika, jelas demokrasinya jauh lebih muda, namun bisa dibilang perkembangan demokrasinya cukup pesat. Hanya saja partisipasi dan komunikasi antara representatif dan konstituen yang perlu diperkuat, agar kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah khususnya lembaga legislatif bertambah kuat, ditambah penerapan good governance pada lembaga eksekutif dan yudikatif pemerintah Indonesia. Begitu kata Clark. (Khoir/Reza/LINES) (http://www.ldii.or.id)