Cari Blog Ini

Rabu, 26 Februari 2014

Wanita Hebat di Belakang Pria HebatWanita Hebat di Belakang Pria Hebat

WANITA memegang peranan penting di dalam rumah tangga. Wanita umumnya selalu bangun lebih pagi dari suami atau anak-anaknya. Mereka lah yang menyiapkan sarapan, menyambut keluarga dengan senyuman dan memberikan warna serta semangat di awal hari anggota keluarganya. Banyak yang harus dilakukannya. Menjadi istri, menjadi ibu, mengurus rumah, apalagi bila dia juga mengemban karir di luar rumah.

Wanita memiliki peran penting meski ia tidak sedang berada pada jabatan-jabatan yang tampak tak penting. Wanita adalah titik awal lahirnya pemimpin-pemimpin dunia dan dia adalah sosok yang berarti di balik kesuksesan seorang suami. Mengapa demikian? Mungkin banyak yang tidak menyadari, ketika pria sering termakan ambisi dan cenderung melakukan langkah yang terburu-buru, wanita yang mendampinginya yang mampu membantu mengontrol dorongan-dorongan tersebut. Berikut bagaimana wanita bisa
menjadi sosok yang berpengaruh pada kehidupan seorang suami.
1. Memberikan rasa percaya diri
Wanita dapat memberikan rasa percaya diri pada suami karena suami merasa dipercaya, disayangi dan diandalkan. Wanita sendiri menjadi kebanggaan suami karena bisa memiliki dan membuat hidupnya lebih bermakna.
2. Menjadi pengendali
Wanita senang saat pasangannya memiliki ambisi, motivasi dan dedikasi. Dan saat semua itu mulai tidak pada kadar yang semestinya, wanita lah yang mampu melindungi mereka dari ambisius berlebihan dengan pemikiran istrinya.
3. Menawarkan support
Wanita adalah orang terdekat yang mampu memberikan semangat. Ya, pria-pria memang penuh dengan ambisi, namun ada saat di mana mereka hampa dan saat itulah bahkan hanya sentuhan tangan wanita di punggung mereka sudah mampu membantu mereka merasa kuat kembali.
4. Mengijinkan suami mengambil resiko
Orang hebat itu berani mengambil resiko. Wanita tahu benar suaminya sehingga dia percaya suaminya mampu melewatinya. Wanita memberikan rasa optimis, dukungan dan kepercayaan pada suaminya. Tidak takut bila suaminya gagal, karena sekalipun gagal, sang istri sudah siap menyelamatkan batin dan pikirannya agar ia mampu melangkah kembali.
5. Memberikan pandangan
Istri bukan hanya buntut suami. Namun juga menjadi inspirasi atas pemikiran-pemikiran nya. Suami akan membutuhkan pandangan sang istri untuk menyeimbangkan ketimpangan dalam pikiran dan hatinnya. Suami juga bisa terkesan dengan perbuatan sang istri dan itu sangat memengaruhi pandangannya juga.
6. Menangani rumah tangga
Kembali pada apa yang menjadi kodrat. Wanita mengurus rumah, suami dan anak. Wanita adalah rumah itu sendiri, tempat mereka akan pulang. Anda tahu istri para orang besar seperti Obama dan Kennedy? Mereka tidak meninggalkan apa yang harus mereka kerjakan sebagai istri dan ibu dari anak-anak mereka.
7. Selalu di sisi suami
Dalam suka maupun duka. Dalam semangat yang berkobar maupun ketika redup, Istri yang akan berada di sisi suami. Istri memberikan 6 hal di atas dengan selalu berada di sisinya. Inilah yang suami butuhkan, kehadiran istri sebagai separuh jiwa mereka. Ini berarti sebagai ibu rumah tangga pun istri begitu berarti.
Mengutip perkataan ibu Ainun Habibie: “Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir, buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan risiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya ketambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk sendiri pribadinya? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu.”
Ainun Habibie adalah sosok wanita yang hebat di balik Pak Habibie yang luar biasa. Beliau juga sudah menjadi panutan bagi anak-anaknya, bahkan menjadi inspirasi banyak wanita di Indonesia.
Namun Anda, para wanita, punya pilihan bila suami mengijinkan Anda mencapai kesuksesan yang Anda dambakan. Yang paling penting adalah menjadi wanita seutuhnya bagi diri Anda, suami dan anak-anak Anda. Jadilah rumah bagi mereka kembali pada Anda. Semoga keluarga Anda selalu bahagia. //**
Siti Khadijah, Inspirasi Wanita Modern
SIAPAKAH wanita paling beruntung, yang hidup dalam cinta dan bimbingan menuju surga dari suami terbaik yang pernah berjalan di muka bumi ini? Ia adalah ummu mukminin pertama, Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah SAW. Sebagai istri, Siti Khadijah selalu menemani suaminya apapun kondisinya. Saat Muhammad pertama kali menerima wahyu dan pulang ke rumah dengan menggigil, Khadijah menyelimuti dan menghapus kegundahan hatinya. Ia percaya akan semua perkataan suaminya. Ialah wanita pertama yang masuk islam.
Kehidupan rumah tangga mereka begitu bahagia dengan anak-anak yang dilahirkan Khadijah. Meskipun Khadijah adalah saudagar yang kaya raya, Rasulullah tidaklah berpangku tangan. Ia tetap berdagang dan juga membantu pekerjaan rumah tangga.
Sebagai wanita, para ibu bisa belajar banyak dari sosok teladan seorang Siti Khadijah. Inilah beberapa di antaranya:
1. Menjadi seorang janda terhormat
Di masa kehidupan seorang Siti Khadijah, wanita adalah kaum yang dikucilkan dan tidak ada harganya, apalagi seorang janda. Siti Khadijah pernah diceraikan suaminya, tetapi beliau justru memiliki takdir sebagai pendamping seorang Rasulullah. Inilah bukti bahwa tidak selamanya seorang janda itu hina dan boleh dipandang sebelah mata (seperti cap yang diberikan masyarakat hingga saat ini). Jika sang wanita bisa menghormati diri dan perilakunya, maka status apapun yang disandang, dia pantas menjadi wanita mulia yang suatu saat akan memuliakan seorang pria dan keluarganya.
2. Mandiri sebagai saudagar
Sudah bukan rahasia bahwa Siti Khadijah adalah seorang wirausaha atau saudagar sukses dan kaya raya. Tidak banyak wanita yang mandiri di masa itu, apalagi menjadi seorang saudagar sukses. Inilah bukti bahwa wanita bukan makhluk yang lemah atau bodoh. Wanita bisa menghargai dirinya sendiri dengan menjemput rezekinya dengan mandiri. Dengan menjadi saudagar atau wirausaha, maka terbukalah kesempatan dan rezeki yang lebih besar untuk orang lain.
3. Tidak menilai pria dari kekayaannya
Sebagai wanita cantik dan kaya, banyak pria kaya yang ingin melamar Siti Khadijah. Beberapa pelamar itu adalah orang-orang yang berasal dari keluarga kaya dan bersedia membayar berapapun mas kawin yang diinginkan Siti Khadijah. Tetapi wanita mulia tersebut menolak secara halus lamaran yang datang. Bagi Khadijah harta bukanlah variable untuk memilih pasangan hidup.
4. Melamar terlebih dahulu
Jika Anda sering membaca kisah cinta Siti Khadijah dan Nabi Muhammad SAW, Anda pasti tahu bahwa Siti Khadijah yang terlebih dahulu menyatakan keinginannya untuk menikah dengan Rasulullah. Melalui sahabatnya, Siti Khadijah menyampaikan keinginan itu. Hal ini menjadi sebuah jalan bagi wanita untuk tidak malu atau takut mengutarakan keinginan hatinya menikah dengan seorang pria baik, sholeh dan berakhlak mulia. Menikah adalah tujuan yang mulia, jadi tidak perlu malu untuk sebuah tujuan mulia yang suci. Kalaupun lamaran itu tidak diterima, janganlah malu, karena Allah SWT pasti punya jawaban terbaik untuk menjawab jodoh seorang wanita.
5. Istri yang taat pada suami
Dibandingkan dengan pria kaya-raya yang melamar Siti Khadijah, harta Rasulullah saat menikahi Siti Khadijah tidaklah banyak. Tetapi Siti Khadijah memilih pria dengan akhlak mulia. Beliau tahu bahwa tugas seorang istri adalah mendampingi suami. Siti Khadijah juga taat dan tidak membawa nama besar keluarganya atau kekayaan yang dimiliki untuk mengurangi rasa hormatnya pada Rasulullah. Pilihlah pria yang taat dan memiliki akhlak mulia, juga pria yang rajin dan pantang menyerah menjemput rezeki halal. //**
Istri Sholehah Menjadi Ratunya Bidadari di Surga
LAKI-LAKI manapun pasti menginginkan seorang istri sholehah yang mampu menenangkan hatinya saat gundah, mampu menjadi teman diskusi yang komunikatif, seorang istri yang mampu merawat dan mengurus dirinya dengan telaten dan menjaga anak-anak serta rumah dengan rapi. Dan dengan cinta kasih bersama-sama berharap kelak akan berkumpul di surga yang kekal abadi sehingga kebahagiaan yang dirasa akan sempurna, bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Istri sholehah adalah seorang istri yang taat dan tunduk pada suaminya. Ketika ketaatan dan ketundukkan ditampilkan oleh seorang istri akan membuat rasa tenteram tumbuh di hati suami. Suami pun akan merasakan rasa tenteram dalam mencari nafkah, meringankan semua tugasnya yang berkaitan dengan agama dan dunia. Termasuk pekerjaan suami ketika membantu dalam mengurus anak-anak.
Istri sholehah memang sudah seharusnya berusaha meraih ridho sang suami dan menjauhi segala perbuatan ataupun hal yang akan melukai hati suami. Apabila seorang istri bertindak di luar batas sebagai seorang istri dan suaminya tidak ridho serta merasa tersakiti, maka bisa terjadi bencana dalam rumah tangga. Pernikahan yang telah dibangun begitu lama, akan sia-sia karena bisa saja sang suami marah akan tindakan sang istri yang dirasanya tak pantas. Akibatnya, tak menutup kemungkinan akan terjadi perceraian. Kalau sudah seperti ini, anak-anaklah yang akan menjadi korban kedua orangtuanya.
Kebahagiaan seorang suami akan juga menjadi kebahagiaan istri. Ketika istri menjadi seorang sosok istri sholehah dan bertakwa kepada Allah Swt, suami akan bersyukur dan bebannya sebagai imam rumah tangga akan menjadi ringan.
Istri sholehah, atau wanita solehah telah dijamin oleh Allah Swt bisa masuk surga dari pintu mana pun. Betapa bahagianya menjadi seorang wanita, apalagi jika ia menjadi seorang istri sholehah. Ketika suami telah ridho dengannya, maka tak ada alasan bagi Allah Swt memberinya segudang pahala berlimbah.
Istri sholehah akan menjadi seorang ibu yang bisa menempatkan diri secara proposional pada keluarganya. Dia akan menjadi madrasah paling pertama bagi anak-anaknya, sebab anak-anak mendapat pelajaran pertama kali dari ibunya. Jadi, ketika orangtua berharap anak-anaknya tumbuh menjadi anak sholeh, harus terlebih dahulu orangtuanya menjadi orangtua yang sholeh sehingga anak akan menjadikan kedua orangtua sebagai panutan.
Tugas seorang istri sholehah sebanding dengan ganjaran pahala yang akan didapatkannya. Mendidik, merawat, menjaga anak dan suami. Menjadi partner yang baik bagi suami, menjadi penenang saat suami sedang mengalami kegundahan, dan belum lagi mengerjakan segudang pekerjaan rumah tangga yang rasanya tak akan pernah ada habisnya.
Menjadi seorang sholehah gampang-gampang susah. Namun, jika istri mengerti batasan dan porsinya dalam rumah tangga, maka menjadi seorang istri sholehah akan terasa mudah. Apalagi jika seorang istri tersebut paham dan mengerti tentang agama dan aturan yang telah diterapkan oleh Allah Swt.
Hal yang paling mendasar agar menjadi seorang istri yang solehah adalah menghargai suami. Sudah bukan cerita baru lagi, di zaman sekarang tak sedikit istri yang tak lagi menghargai suaminya. Apalagi jika ditunjang dengan keadaan karir dan finansial istri lebih tinggi dibanding sang suami. Saat kondisi seperti ini, banyak para istri yang hanya menjadikan suami sebagai status pelengkap saja.
Menghargai suami hukumnya wajib bagi seorang istri. Seorang istri tidak boleh merendahkan apalagi menghina keadaan suami. Seorang istri harus sadar betul akan keberadaannya dan posisinya dalam menciptakan sebuah keluarga yang sakinah mawadah dan warahmah.
Pernikahan adalah ibadah dan merupakan perjalanan separuh dari agama. Saat wanita memutuskan menikah dengan seseorang, dia harus benar-benar menerima keadaan sang suami. Seorang istri harus bisa menerima baik kekurangan maupun kelebihan suami. Jangan sesekali memandang suami dari segi materi dan fisik belaka. Seorang istri wajib menghormati dan menghargai suami karena sosok suami merupakan imam rumah tangga.
Tips Menjadi Istri Sholehah
ISTRI sholehah memang dambaan setiap suami. Agar para wanita muslim bisa menjadi istri sholehah, beberapa tips berikut bisa diterapkan dalam berrumah-tangga.
1. Hati-hati melarang atau membatasi hobi suami
Biasanya, suami paling tidak senang ketika seorang istri melarang atau bahkan membatasi hobi dan kegemarannya. Apalagi, jika hobi tersebut bagi suami adalah hal yang sangat menyenangkan hatinya. Seorang istri sholehah tak akan melarang atau membatasi hobi suami. Tetapi jika hobi suami dianggap sudah berlebihan hingga lupa waktu, istri bisa mengingatkannya dengan bahasa yang santun dan tidak marah-marah.
2. Hentikan kebiasaan banyak aturan pada suami
Seorang istri jangan bersikap terlalu mengatur suami, misalnya membuat statement seperti, “pokoknya, sepulang kerja tidak boleh keluyuran. Harus langsung pulang ke rumah!” Jika sang istri membuat aturan tegas seperti itu, sang suami akan merasa tertekan dan bisa jadi marah-marah. Lebih baik ingatkan suami dengan cara yang santun dan halus. Katakan saja pada suami kalau anak-anak selalu menunggu kepulangannya untuk makan malam bersama. Terpenting, gunakan cara-cara yang manis untuk mengingatkan suami.
3. Hati-hati meminta suami untuk mengubah penampilan
Suami pasti akan merasa jengah dan kesal jika sang istri selalu memintanya berubah. Misalnya, ketika sebelum menikah dengan Anda, sosok suami adalah orang yang berpenampilan cuek. Ketika sesudah menikah, Anda ingin sekali mengubahnya menjadi lebih rapi. Jika Anda ingin melihatnya berpenampilan berbeda dari biasanya, sebaiknya Anda memberi masukan saat suasana hatinya sedang baik.
4. Jangan terlalu cemburu dan curiga
Banyak yang bilang kalau cemburu adalah tanda cinta. Namun, suami pada umumnya tidak senang dicemburui dan dicurigai. Apalagi jika Anda cemburu dan curiga berlebihan. Seorang istri yang sholehah tidak akan melakukan hal seperti itu. Jika Anda merasa suami sedang berubah, jangan dulu mencurigainya dia mulai melirik wanita lain. Ada baiknya Anda menyelidikinya terlebih dahulu. Mungkin saja suami kurang perhatian karena sedang mengerjakan sesuatu pekerjaan yang memang menyita perhatiannya.
5. Jangan mengeluarkan emosi meluap-luap
Ketika terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan, biasanya tak jarang istri akan meledak emosinya. Meskipun dalam keadaan marah dan merasa kesal pada perbuatan suami, sebaiknya seorang istri tidak boleh memarahi atau membentak suami. Emosi boleh-boleh saja jika yang dilakukan oleh suami memang melanggar sesuatu yang salah. Namun, harus selalu diingat agar tidak meledak-ledak. Lebih baik menegur suami ketika kondisi santai saat Anda berduaan. Ungkapkan rasa kecewa dan kekesalan yang anda rasakan pada suami dengan bahasa yang santun.
6. Selalu menghargai suami
Menghargai dan menghormati suami dalam kondisi apapun. Jangan pernah menganggap rendah suami walaupun suami dalam keadaan yang sulit. So, menjadi seorang istri sholehah gampang, bukan? Jangan sekali-sekali memandang suami dari sekadar fisik atau merendahkan diri suami. Raihlah ridho suami dalam membina pernikahan, karena Allah Swt akan memberikan surga bagi wanita dan istri sholehah. //**
(http://beritanuansa.wordpress.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar