
Sebagai lembaga dakwah, LDII
telah melakukan dakwah hingga ke lima benua. Salah satunya LDII memiliki
kerjasama dakwah dengan Persatuan Wanita dan Teruna (Perwanit) yang
berkedudukan di Singapura.
Pada
pertengahan November lalu, DPP LDII melakukan kunjungan ke Singapura. Tujuannya
adalah melihat dari dekat berbagai kegiatan pengajian dan dakwah yang dilakukan
Perwanit. DPP LDII diwakili oleh Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan
Keanggotaan (OKK) Ruly Kuswahyudi, anggota OKK Rioberto Sidauruk, dan dari
Komunikasi, Informasi, dan Media Massa Ludhy Cahyana.
“Kami
ingin melihat bagaimana pembinaan generasi muda, dan perkembangan Islam di
Singapura,” ujar Ruly Kuswahyudi. LDII dan Perwanit telah menggalang kerja sama
dalam bidang dakwah sejak 1990-an. Para anggota Perwanit, mengirimkan putra dan
putri mereka untuk belajar di pesantren-pesantren di lingkungan LDII,
sebaliknya banyak alumni pesantren LDII yang mengajar di majelis taqlim yang
diadakan Perwanit.
Kalau
menengok ke belakang, Perwanit bukanlah organisasi masyarakat keagamaan seperti
halnya LDII. Justru, Perwanit yang didirikan pada 1958, awalnya adalah ormas
untuk berkumpul para muda-mudi Malaya, yang saat itu berada di wilayah kerajaan
Malaysia. “Kegiatan Perwanit dulunya sebatas rekreasi, main musik, sastra, dan
budaya,” ujar Presiden Perwanit Suhaimi. Misi Perwanit adalah melestarikan
budaya Melayu.
Lantas
saat Singapura merdeka dari Malaysia pada 9 Agustus 1965, maka Perwanit menjadi
salah satu ormas Singapura. Pada 1992, ketika Suhaimi dan Jamil Zaini masuk ke
dalam Perwanit, mulailah nilai-nilai Islam masuk ke dalam organisasi kepemudaan
tersebut. Suhaimi dan Jamil Zaini memperkenalkan lomba qiroat dan pengajian
untuk menambah wawasan agama para anggotanya.

“Kami
sering menjuarai lomba bowling tingkat nasional,” ujar Suhaimi berbangga.
Hubungan Perwanit dan ormas Islam lainnya di Singapura sangat baik. Di
Community Club dan Komite Aktivitas Malaya misalnya, Perwanit selalu diajak
untuk meramaikan berbagai acara sosial dan kemasyarakatan. Di antaranya
pelatihan leadership, festival budaya, dan olahraga, Perwanit selalu diminta
mengerahkan anggotanya, yang mencapai 3 ribuan orang.
“Segala
kegiatan kami disubsidi bahkan 100 persen dibiayai oleh negara melalui komite.
Kami hanya menyodorkan proposal program setahun, lalu komite yang mendanai,”
ujar Suhaimi. Selain hubungan dengan sesama ormas terjalin baik, hubungan
dengan pemerintah Singapura juga terjalin baik. Misalnya setiap hari peringatan
kemerdekaan Singapura atau National Day, Perdana Menteri mengumpulkan semua
ormas, termasuk Perwanit.
Mereka
mendengarkan pidato Perdana Menteri mengenai berbagai program kerja pemerintah
untuk tahun mendatang. Setelah itu, semua ormas memberi tanggapan dan masukan
kepada pemerintah, tak terkecuali Perwanit. “Pemerintah Singapura mendukung
ormas, sebab ormas di Singapura adalah perpanjangan tangan pemerintah untuk
mensosialisasikan kebijakan negara,” papar Suhaimi.
Program
pengajian Perwanit terbilang tinggi, dimulai dari usia kanak-kanak hingga usia
lanjut. Untuk pengajian umum, biasanya tiga kali dalam seminggu. Pemuda pemudi
diberi pengajian khusus, mereka dilatih kepemimpinan. Dan sebulan sekali
anggota Perwanit di seluruh Singapura mengadakan pengajian umum. “Kami memiliki
program khusus untuk orang tua lanjut usia, agar mereka di usia tua tak berdiam
diri saja. Namun memiliki kegiatan ajangsana sambil ibadah. Agar pikiran dan
batin mereka selalu sehat,” ujar Suhaimi.
Perwanit
memiliki program Taman Pengajian Perwanit, berupa kelas-kelas agama. Setiap
anggota baru diajarkan membaca Alquran dalam Kelas Bacaan, dan tuntunan
beribadah dikelompokkan dalam Kelas Fardhu Ain (pelatihan sholat dsb), “Kami
berharap LDII lebih banyak mengirim tenaga pengajar, untuk membantu kami membuat
kurikulum untuk para pemuda pemudi anggota Perwanit,” ujar Suhaimi. (LDII
News Network) (http://www.ldii.or.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar