Cari Blog Ini

Senin, 16 Desember 2013

Peran Muballigh dalam Perjuangan

Dalam perjuangan penyebaran Islam di zaman Rosululloh SAW, para shahabat tidak hanya diwajibkan mengangkat senjata memerangi orang kafir, tetapi juga sekaligus mengangkat pena guna mencari ilmu dan memahaminya serta mengajarkannya sebagai bagian dari perjuangan tu sendiri.
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنِوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَافَّةً فَلَوْ لاَ نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوْا فِي الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang), hendaknya pergi dari tiap-tiap golongan dari mereka, ada beberapa orang untuk mencari kefahaman tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu menjadi orang-orang yang takut (kepada Alloh). (QS. Attaubat ayat 122)

Dengan ilmu, agama Islam ini akan tetap hidup tumbuh dengan subur berkembang dan lestari. Dengan ilmu umat akan tetap teramut, terjaga, terbina secara terus menerus dan berkesinambungan. Umat senantiasa memahami akan hak dan kewajibannya dalam menjalankan ibadah.

اَلْعِلْمُ حَيَاةُ الْاِسْلَامِ وَعَامَدُ الْاِيْمَانِ  الحديث (رواه ابو الشيح عن ابن عباس)
Ilmu adalah hidupnya Islam dan tiangnya agama. (HR Abu Syaikh dari Ibnu Abas)

Maka peran muballigh sebagai ulama sangat menentukan keberhasilan perjuangan, sebab ulama adalah sebagai penuntun umat dalam melaksanakan ibadah, sebagai tumpuan bertanya dan tempat orang berselisih faham untuk menyelesaikan masalah. Apabila ulama sudah tidak ada lagi di muka bumi ini, maka hancurlah umat ini. Mereka akan melaksanakan ibadah dengan caranya sendiri tanpa didasari ilmu yang benar lagi murni, mereka akan kembali ke jalan sesat tanpa ada yang mengarahkan dan menunjukkan ke jalan kebenaran.

اِنَّ مَثَلَ الْعُلَمَاءِ فِي الْاَرْضِ كَمَثَلِ النُّجُوْمُ فِي السَّمَاءِ يُهْتَدَى بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ فَاِذَا انْطَمَسَتِ النُّجُوْمُ اَوْ شَكَ اَنْ تَضَلَّ الْهُدَاةُ (رواه احمد عن انس)
Sesungguhnya gambaran ulama di bumi ini sebagaimana gambaran bintang-bintang di langit yang dijadikan petunjuk dalam kegelapan di daratan dan lautan, ketika bintang-bintang itu telah sirna maka hilanglah petunjuk.(HR Ahmad dari Anas)

اِنَّ اللَّهَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَدِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى اِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَالاً فَسُئِلُوْا فَاَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَاَضَلُّ (رواه البخاري في كتاب العلم)

Sesungguhnya Alloh tidak akan mencabut ilmu dengan cara mencabut ilmu itu dari hamba-hambaNya, akan tetapi Alloh mencabut ilmu itu dengan cara mewafatkan para ulama, sehingga ketika sudah tidak ada lagi seorang alim pun yang tersisa maka manusia menjadikan orang-orang yang bodoh sebagai pemimpin mereka, lalu ketika pemimpin yang bodoh itu ditanya maka mereka akan memberi fatwa dengan tanpa ilmu, akhirnya mereka sesat dan menyesatkan. (HR Bukhori)

اَلْعُلَمَاءُ اُمَنَاءُ اللهِ عَلَى خَلْقِهِ (رواه ابن عساكر)

Ulama adalah orang-orang yang diberi amanat oleh Alloh atas makhlukNya. (HR Ibnu Asakir)


Kahadiran seorang ulama seharusnya dapat menjadi motivator dan pendorong semangat meningkatkan ibadah umat. Ulama hendaknya menjadi pioner kebaikan-kebaikan yang universalan. (dsdrcai13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar