Cari Blog Ini

Selasa, 14 Mei 2013

Hampir 60% BPIH untuk Biaya Penerbangan


Foto



Jakarta (Pinmas) —- Biaya penerbangan jamaah haji mencapai hampir 60% dari total Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Oleh karena itu, Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) terus berupaya menekan tarif penerbangan haji dengan pihak airline.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen PHU Anggito Abimanyu ketika memberikan sambutan dalam Penandatanganan Perjanjian Pengangkutan Jemaah Haji Indonesia 1434H/2013M antara Kementerian Agama dengan PT. Garuda Indonesia dan Saudi Arabia Airlines, di Jakarta, Senin (13/05).
“Tahun ini, telah terjadi penurunan tarif penerbangan rata-rata sebesar 2%,” terang Anggito.
Menurut Anggito, kalau rata-rata biaya penerbangan haji tahun 2012 USD2.201, tahun ini turun menjadi USD2.163. “Bahkan, khusus untuk embarkasi besar seperti Jakarta dan Surabaya, tarif penerbangan turun 3%,” tambah Anggito.
Peningkatan Layanan
Anggito menambahkan bahwa penurunan tarif ini bukan berarti juga menurunkan kualitas pelayanan. Pada tahun ini, justru ada beberapa peningkatan pelayanan penerbangan, seperti: mengurangi proses transito di Jeddah, meminta tambahan slot kepulangan melalui Bandara Madinah, dan monitoring on-time performance.
Selain itu, lanjut Anggito, juga dengan meningkatkan jumlah awak kabin dari Warga Negara Indonesia (WNI) lokal sesuai dengan daerah embarkasi. “Ini dimaksudkan untuk mempermudah komunikasi dengan jemaah haji,” kata Anggito.
Senada dengan itu, Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Sattar menyampaikan bahwa sebagai bagian dari layanan terhadap jemaah, tahun ini Garuda Indonesia merekrut awak kabin dari daerah embarkasi. “Ini khususnya untuk mengatasi kendala komunikasi, mengingat sebagian jemaah hanya mempu berbahasa daerah,” ujar Emirsyah.
Untuk mendukung peningkatan kualitas layanan, Emirsyah mengatakan bahwa Garuda Indonesia akan mengoperasikan 14 pesawat yang terdiri dari 10 pesawat A330-300 (375 seat), 3 pesawat B-747 (455 seat), dan 1 pesawat B-777 (314 seat).
“Pesawat tersebut rata-rata berusia muda, bahkan ada yang diproduksi tahun 2010,” terang Emirsyah. (mkd) (http://www.kemenag.go.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar