
Sebagaimana dikutip dari koran Radar Kediri, Tanggal 25 Juni 2013 lalu, bocah yang saat ini duduk di kelas IV Sekolah Dasar 3 Banjaran, Kediri, Jawa Timur mendapat gelar juara pertama Lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XXV se-Jawa Timur. Bersaing dengan puluhan peserta MTQ lainnya, ia tidak merasa canggung bahkan sangat antusias. Ketika ditanya mengenai kemampuannya dari sisi hafalan, ternyata ia mengaku punya “pantangan” juga.
“Saya tidak boleh terlalu banyak makan es, sambal, dan gorengan. Supaya punya nafas kuat dan suara yang baik,” katanya seraya menjelaskan alasannya dengan malu-malu.
Semua anak pasti memiliki cita-citanya sendiri. Tidak terkecuali bagi Fahim yang bercita-cita kepingin menjadi ulama. Meski dituntut menghafal al Quran, ternyata prestasi akademik Fahim tidak anjlok. Ia masih menempati peringkat 10 besar di sekolahnya.
Bagi ayahnya, Kholil Asy’ari, mempunyai anak ahli al Quran yang sholih dan punya keahlian agama adalah harta yang tak ternilai harganya. Sebab al Quran merupakan bekal baginya untuk kehidupan yang akan datang. Dengan memahami isinya, seorang anak yangk kelak menjadi pemimpin, maka akan menjadi pemimpin yang betul-betul bisa membawa keberkahan, adil dan menyejahterakan rakyat.
“Jika pun menjadi rakyat biasa nantinya, diharapkan tetap bisa menjadi rakyat biasa yang akhlaknya terpuji dan mampu menjadi contoh baik di kalangan masyarakat”, tutupnya.//** (gB/G)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar