Bagaimana
mungkin orang bodoh menjadi lebih sukses dibanding orang pintar? Secara umum
orang bodoh adalah orang yang tidak banyak tahu, IQ rendah, dan tidak mengenyam
pendidikan formal maupun non formal. Ya secara umum masyarakat kita mengatakan
seperti itu. Namun orang “bodoh” sebenarnya sangat mudah untuk menjadi pintar
dan sukses. Kenapa? Salah satu karakterisik bodoh yang akan menjadi pintar dan
sukses adalah mau belajar, mau berusaha, dan tidak mudah menyerah. Berikut beberapa
pernyataan Bob Sadino tentang perbedaan orang pintar dengan orang bodoh (http://rotasinews.com), yang membuktikan
kebenaran teori di atas. Semoga anda menjadi orang bejo dan sukses.
1.
Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin
terlalu banyak ide sehingga tidak satu pun yang menjadi kenyataan. Sedangkan
orang “bodoh” mungkin hanya satu ide, dan satu ide itulah yang menjadi pilihan
usahanya, sehingga dia sukses.
2.
Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibandingkan
orang “pintar”, kenapa? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau
banyak pertimbangan. Dia Nothing to lose saja dalam bertindak. Sedangkan
orang “pintar” terlalu banyak pertimbangan sehingga akhirnya tidak melakukan
apa-apa.
3.
Sebagaian besar orang “pintar” sangat pintar
menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai
dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai
menganalisis sehingga lebih cepat memulai.
4.
Orang “pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal
dengan kepintarannya termasuk mendapatkan hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang
“bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan
hasil sehingga dia lebih gigih dalam berusaha.
5.
Orang “pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu
secara logika bisa tercapai. Orang “bodoh” tidak peduli dengan logika, yang
penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar bahkan sesuatu yang tidak mungkin
dicapai menurut orang lain, kemudian dia bekerja keras untuk mengejar mimpi tersebut.
6.
Orang “pintar” menganggap untuk berbisnis perlu
tingkat pendidikan tertentu. Orang “bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.
7.
Orang “pintar” yang hebat dalam analisis, sangat
mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil
dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir
negatif karena harus segera berbisnis.
8.
Orang “pintar” berpikir, “aku pasti bisa
mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak
keterbatasan sehingga harus dibantu orang lain.
9.
Orang “pintar” menganggap sudah mengetahui banyak
hal, tapi seingkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang
penting produknya terjual”.
10.
Orang “pintar” sering menganggap remeh kata Fokus.
Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh”
tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.
11.
Orang “pintar” sering terlalu pede dengan
kehebatannya. Dia merasa semua sudah oke berkat kepintarannya sehingga
mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh”? dia tahu konsumen seringkali lebih
pintar darinya.
12.
Orang “bodoh” kadang-kadang mengabaikan kualitas
karena memang tidak tahu, maka tinggal diberitahu bahwa mengabaikan kualitas
itu keliru. Sedangkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas karena sok
tahu.
13.
Orang “pintar” dengan mudah beralih dari satu
bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh”
mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.
14.
Orang “pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan
dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan.
Orang “bodoh”? yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan
prioritas.
15.
Banyak orang “bodoh’ yang hanya mengandalkan
semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam
berbisnis. Di sisi lain kebanyakan orang “pintar” malas untuk bekerja keras dan
sok cerdas.
16.
Orang “pintar” merasa gengsi kerika gagal di satu
bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain ketika menghadapi hambatan.
Orang “bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar