Cari Blog Ini

Rabu, 16 Oktober 2013

LDII Tegal Tebar Hewan Kurban 40 Sapi dan 43 Kambing

Suasana Pelaksanaa Penyembelihan Hewan Kurban

Maha Besar Alloh yang dengan segala keagungan-Nya. Segala puji bagi Alloh, Dzat yang membentangkan bumi sebagai tempat manusia berkampung halaman, Dzat yang telah menggelar langit sebagai atap berteduh, Dzat yang telah menciptakan matahari yang dengan sinarnya memberikan energi bagi kehidupan seluruh mahluk di muka bumi, Dzat yang menggenggam seluruh tatanan kehidupan di jagat raya maupun di akhirat nanti.

Alhamdulillah, dalam rangka menghidupkan sunnah Rosululloh SAW, LDII Kabubaten Tegal pada tahun 1434 Hijriah ini telah melaksanakan sholat Idul Adha di 14 tempat. Usai sholat Ied Adha, langsung dilaksanakan penyembelihan hewan kurban sebanyak 40 ekor sapi dan 43 ekor kambing. Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban tersebar di 14 Pimpinan Cabang LDII seKabupaten Tegal. Selajutnya, daging hewan kurban dibagikan kepada masyarakat di lingkungan sekitar masjid pengajian/tempat pengajian.
Suasana Pembagian Daging Kurban Kepada Masyarakat

Pada penyampaian sambutan Idul Adha, ketua DPD LDII Kabupaten Tegal, Drs. H. Walidi W. Martama, MM mengajak umat Islam kembali mengingat segala perjuangan dan pengorbanan para utusan Alloh SWT dalam mempertahankan dan memperjuangkan agama. Ribuan tahun yang lalu, di tanah kering kerontang dan tandus, di kegersangan kawasan yang pengap, di atas bukit-bukit bebatuan cadas yang ganas, sebuah ajaran dari sang kholiq untuk ummat manusia dipancangkan melalui Nabi Ibrahim Alaihi Salam, Nabi yang sering disebut sebagai bapaknya Islam telah memancangkan sebuah cita-cita yang kelak terbukti melahirkan peradaban besar, kesejahteraan  lahir dan batin yang aman, tenteram, dan sentosa dan secara materi subur dan makmur. Itulah Makkatul Mukarromah :

Semangat pengorbanan juga telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim AS. Semangat rela berkorban dalam menegakkan kebenaran. Pada masa mudanya beliau rela dibakar hidup-hidup, setelah menghancurkan patung berhala Raja Namrud. Namun Allah menyelamatkan Ibrahim Alaihi Salam. Bahkan ujian Allah terhadap Nabi kinasih tidak cukup sampai di situ. Sekian lama Ibrohim Alaihi Salam merindukan buah hati hingga berusia tua, begitu lahir putra pertama beliau, Ismail, bukan kepalang senang hati beliau. Namun Allah SWT. memerintahkan untuk mengantarkan si buah hatinya ke sebuah lembah yang bernama Makkah, hanya berdua dengan Siti Hajar, ibunda Ismail. Mereka ditinggalkan begitu saja dalam kurun waktu yang sangat lama di sebuah lembah yang tak ada seorangpun dan tidak ada sesuatu apapun di sana.

Setelah sang anak beranjak remaja, masa masa kebanggaan seorang ayah terhadap seorang putra, bahkan baru saja sedang kangen-kangennya karena lama tidak bertemu, kemudian Allah memerintahkan untuk menyembelih buah hati tercintanya Ismail.

Tanpa rasa ragu dan cemas, setelah musyawarah dengan sang anak, pisau yang telah diasah dan ditajamkan, disiapkan. Ismail yang sudah berbaring di atas pusara, dan dengan sangat berhati-hati pisau tersebut secepat kilat diayunkan. Penyembelihan benar-benar terjadi, darah segar dan hangat memancar membasahi tangan Ibrahim. Sampai di sini, sesungguhnya Ibrahim masih sangat yakin telah menyembelih Ismail, darah dagingnya, meski pada kenyataanya Alloh telah menggantinya dengan seekor domba.

Ibrahim adalah suri tauladan abadi umat manusia. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tata aturan Illahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa. Tidak pernah terbetik rasa keraguan sedikit pun, apa lagi menyimpang terhadap perintah Allah, menerima perintah itu dengan seketika dan dengan penuh ketulusan.

Selanjutnya, Walidi juga mengajak kepada umat Islam untuk meneladani kepatuhan dan keteguhan iman Nabi Ibrohim AS. Ia juga mengajak umat agar dapat melestarikan ibadah kurban ini dan menjadikannya sebagai salah satu amalan andalan. Dalam Hadits Riwayat Bukhori disebutkan :

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا ، وَأَشْعَارِهَا ، وَأَظْلاَفِهَا . وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا .

“Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak di hari Kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguh-nya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu.” (HR. Tirmidzi, no: 1413)

Sebaliknya, dalam HR. Ahmad dan Ibnu Majah, Rosululloh lebih tegas lagi mengatakan, “Barangsiapa mempunyai kelapangan rizqi pada hari tersebut, tetapi enggan berkurban maka Rasulullah mengancamnya supaya jangan mendekati Masjid Rasulullah”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar