Cari Blog Ini

Selasa, 30 Juli 2013

Adab Islami di Hari Raya Idul Fitri

Hari raya Idul Fitri merupakan salah satu dari dua hari raya umat Islam di samping hari raya Idul Adha. Setelah melakanakan perintah agama yaitu puasa selama satu bulan penuh, menahan haus dan lapar serta menahan hawa nafsu yang membuat batal pahala puasa sehingga tibalah saat bergembira pada Idul Fitri. Ekspresi kegembiraan pada hari raya Idul Fitri telah dituntun dalam ajaran agama Islam supaya tidak keluar dari batas dan rambu-rambu peraturan agama sehingga ibadah puasa yang telah dilaksanakan selama sebulan penuh tidak ternoda lagi. Adapun adab tata cara merayakan hari raya Idul Fitri yang telah dicontohkan dalam agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Mandi
Mandi pada hari raya Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat sholat hari raya ini telah dicontohkan oleh Abdullah ibnu Umar shahabat Rosululloh SAW seperti diterangkan dalam hadits di bawah ini.
 عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى.
"Dari Nafi' sesungguhnya Abadulloh ibnu Umar mandi pada pagi harinya Hari Raya Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat sholat (untuk sholat Idul Fitri). (HR Malik fil Muwatho)"

2. Memakai pakaian yang bagus dan memakai minyak wangi

عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ : أَنَّ ابْنَ عُمَرَ كَانَ يَلْبَسُ فِى الْعِيدَيْنِ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ.
Dari Ubaidillah dari Nafi', sesungguhnya Ibnu Umar memakai pakaian yang terbaik pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha). (HR Baihaqi fi Sunanil Kabir)

Di samping memakai pakaian yang paling bagus yang dimilliknya, juga disunahkan untuk memakai minyak wangi bagi orang laki-laki. Rosululloh SAW memberikan batasan bahwa parfum laki-laki adalah yang tercium baunya tetapi tidak tampak warnanya. Sedangkan parfum yang boleh dipakai oleh wanita adalah yang tampak warnanya tetapi tidak tercium baunya (HR Nasai).

3. Makan dulu sebelum keluar dari rumah
Salah satu sunah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh SAW pada waktu Idul Fitri adalah makan terlebih dahulu sebelum sholat Ied. Rosululloh SAW ketika akan keluar rumah menuju sholat Idul Fitri makan beberapa kurma lebih dahulu, sedangkan ketika Idul Adha Rosululloh justru tidak makan sampai selesai mengerjakan sholat Idul Adha.
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
"Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rosululloh sejak masih pagi sudah makan beberapa kurma terlebih dahulu pada hari raya Idul Fitri." (HR Bukhori)

4. Membaca tahlil dan takbir dengan suara yang keras
Membaca tahlil dan takbir pada hari raya yang lebih umum dinamakan "takbiran", adalah mewujudkan rasa syukur terhadap nikmat petunjuk hidayah yang telah diberikan oleh Alloh SWT terhadap hambaNya yang iman. Rosululloh SWT telah memberikan contoh dengan mempraktekkan mengumandangkan tahlil, takbir pada dua hari raya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha dengan suara yang keras. Gema " takbiran" merupakan contoh dan tuntunan dari Rosululloh SAW.
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"... Alloh menghendaki kemudahan dengan kalian, dan tidak menghendaki kesulitan dengan kalian. Dan supaya kalian menyempurnakan pada hitungan (bulan puasa) dan supaya kalian takbir (mengagungkan) atas apa-apa yang telah ditunjukkan oleh Alloh kepada kalian, dan supaya kalian bersyukur". (Al Qur'an surat Al Baqoroh ayat 185)

"Dari Abdillah, sesungguhnya Rosululloh SAW keluar dari rumah beliau pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) dengan membaca tahlil, takbir dengan suara yang keras". (HR Baihaqi)

5. Silaturrohim dan saling mengucapkan Taqobballohu minna waminka
Pada hari raya merupakan momen yang sangat pas untuk menjalin tali silaturrohim karena pada hari itu banyak saudara dan handai taulan yang berkumpul bersama. Saling mengucapkan salam, bersalaman, saling memberi hadiah di antara sesama menambah perekat tali silaturrohim di antara sesama. Demikian pula kalimat yang diucapkan dalam hari raya juga telah dicontohkan oleh beliau Rosululloh SAW seperti yang diriwayatkan dalam hadits di bawah ini:
عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ : لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِى يَوْمِ عِيدٍ فَقُلْتُ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ فَقَالَ : نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ قَالَ وَاثِلَةُ : لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ فَقَالَ :« نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ
Dari Kholid bin Ma’dan berkata dia, Saya bertemu dengan Wasilah bin Asyqo’ pada hari raya, maka saya berkata : “Taqobbalallohu minna waminka (semoga Alloh menerima amal ibadah kami dan anda)”. Maka Wasilah menjawab, :”Na’am, Taqobalallohu minna waminka (Ya, semoga Alloh menerima amal ibadah kami dan anda)”. Wasilah berkata, :”Saya bertemu dengan Rosululloh SAW pada hari raya, maka saya berkata kepada beliau, :”Taqobalallohu minna waminka (semoga Alloh menerima amal ibadah kami dan anda)”. Rosululloh SAW menjawab, : Na’am, Taqobalallohu minna waminka(Ya, semoga Alloh menerima amal ibadah kami dan anda)”. (HR Baihaqi fil Kabir)
Salah satu amalan dan adab Islamiyah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh SAW adalah menyebarkan syiar Islam pada hari raya. Di antara yang telah dicontohkan beliau adalah ketika pulang selesai sholat hari raya tidak melewati jalan yang sama dimaksudkan adalah di samping untuk mengekspresikan kegembiraan pada hari raya juga untuk menyebarkan syiar Islam.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ

Dari  Jabir berkata dia, bahwa Nabi Shollallohu alaihi wasallam ketika pada hari raya tidak lewat pada jalan yang sama”. (HR Bukhori)

6. Mempersungguh dalam menetapi toat Alloh dan menjauhi kemaksiatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar