Cari Blog Ini

Sabtu, 27 Juli 2013

Kesombongan Ilbis

Kesombongan Iblis

Menurut pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sombong adalah salah satu sifat yang membanggakan diri sendiri, congkak, pongah. Sifat seperti ini sangat merugikan dirinya sendiri. Agama Islam sangat melarang kepada umatnya untuk berbuat sombong. Tidak akan masuk surga orang yang apabila dalam dirinya masih bersemayam sifat sombong. Sombong sendiri adalah “roddun haqq waghomtunnaas”, yaitu menolak kebenaran dan meremehkan terhadap manusia. Sebagai seorang manusia, makhluk Alloh sangat tidak pantas mempunyai sifat sombong. Apalagi seorang manusia yang penuh dengan kelemahan, keterbatasan dan kekurangan. Seumpama mempunyai sesuatu kelebihan dan keutamaan terhadap yang lain semestinya digunakan untuk meningkatkan derajat dan takwa kepada Alloh SWT. Karena hanya Alloh SWT yang berhak mempunyai sifat sombong, karena sesungguhnya Dia Yang Maha segalanya, “Al Mutakabbiru”.

Kesombongan yang dilakukan oleh seorang makhluk berakibat fatal, perbuatan tercela dan dimukai oleh Alloh SWT. Di dalam Al Qur’an dijelaskan tentang sifat Iblis dengan kesombongannya, meremehkan kepada nabi Adam alaihi salam dihadapan Alloh SWT. Ketika Alloh SWT telah menciptakan nabi Adam alaihi salam dari campuran berbagai macam jenis tanah dan disempurnakan wujud bentuknya sebagai manusia pertama. Setelah diberi ruh, Alloh SWT memerintahkan kepada seluruh para Malaikat, “Wahai para Malaikat, Aku telah menciptakan manusia dari campuran tanah (Adam), maka sujudlah kalian kepadanya!”. Maka dengan seketika seluruh Malaikat melakukan sujud (sebagai penghormatan) kepada nabi Adam atas perintah Alloh SWT, kecuali Iblis yang tidak mau sujud. Dengan sombongnya Iblis menolak perintah Alloh SWT disaksikan oleh para Malaikat tidak mau sujud kepada nabi Adam alaihi salam. Sehingga Alloh SWT bertanya kepada Iblis, “Hai Iblis, apa yang menyebabkan kamu tidak sujud kepada Adam bersama-sama dengan para Malaikat?”. Dengan congkak dan sombongnya, melupakan terhadap siapa yang perintah maka Iblis menjawab, “Apakah saya harus sujud kepada (menghormat) kepada manusia yang telah Engkau ciptakan dari tanah? Saya lebih baik dari Adam, Engkau ciptakan ssaya dari api sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah”.

Subhanalloh, kesombongan Iblis dihadapan Alloh SWT dan para Malaikat menutup kebenaran yang ada. Para Malaikat yang diciptakan dari cahaya, dan jelas lebiha baik daripada api (Iblis) tidak ada yang sombong dan semuanya tunduk, patuh dan taat terhadap perintah Alloh SWT yaitu untuk sujud hormat kepada nabi Adam alaihi salam. Kesombongan Iblis melupakan terhadap siapa yang telah perintah yaitu Sang Kholik yang telah menciptakannya sendiri. Akibat perbuatannya tersebut, Iblis dilaknat oleh Alloh SWT dan dikeluarkan dari golongan para Malaikat yang mulia di surga. Alih-alih menyadari kesalahan akan kesombongan dan memperbaiki perbuatannya untuk segera tobat kepada Alloh SWT, ternyata kesombongan Iblis semakin menjadi-jadi. Iblis putus asa, bahkan melakukan sumpah dan janji di hadapan Alloh SWT dengan sumpah maksiat, yaitu akan selalu menggoda dan menjerumuskan seluruh umat manusia kepada jalan kesesatan dan kemaksiatan. Hanya orang-orang yang sholih dan selalu memurnikan ibadah kepada Alloh tidak terpedaya oleh tipu daya Iblis. Iblis dengan anak turunnya (jin dan syetan) akan selalu menggoda dan menjerumuskan kepada umat manusia menuju kemaksiatan.

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (28) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (29) فَسَجَدَ الْمَلائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (30) إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (31) قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ (32) قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (33) قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (34) وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (35) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (36) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (37) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (38 قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40) قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ (41) إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ (42)
Artinya :

28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk, 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud, 30. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, 31. kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu. 32. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" 33. Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" 34. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, 35. dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." 36. Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan, 37. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, 38. sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan, 39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." 41. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya) 42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. (Al Qur’an surat Al Hijr ayat 28 – 42)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar