Jakarta
(Pinmas) —- Majelis Ulama Indonesia mencanangkan Gerakan Dakwah Perbaikan
Akhlak Bangsa di kantor MUI Pusat Jalan
Proklamasi No. 51 Jakarta, Kamis (4/7) malam. Ketua MUI KH Ma’ruf Amin menilai ada sejumlah
persoalan serius yang dihadapi bangsa Indonesia, terutama terkait kondisi
akhlak bangsa dan kelemahan aktifitas dakwah.
“Kita
merasa da’i kita kurang dalam arti kualitas dan kuantitas,” kata kiai Ma’ruf
dalam sambutan acara yang dihadiri Menko Perekonomian Hatta Radjasa dan para
pengurus MUI Pusat. Pencanangan juga ditandai
pembukaan Training of Trainers para Da’i Tingkat Nasional Untuk Perbaikan
Akhlak Bangsa angkatan pertama.
Kiai
Ma’ruf Amin yang juga Ketua Pusat Dakwah dan Pendidikan Akhlak Bangsa MUI menjelaskan, usia peserta Training of
Trainers (TOT) ini maksimal 45 tahun dan mereka sudah
terbukti aktif berdakwah di daerahnya masing-masing. Berpendidikan minimal S1,
serta berasal dari pengurus MUI dari
seluruh wilayah.
Menurut kiai
yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), mereka yang lulus
ini nantinya diharapkan akan mampu mengkader di daerahnya. Sehingga kader
dakwah untuk perbaikan ahlak bangsa dapat berkembang diseluruh daerah.
“Targetnya
tersedia 50 ribu kader dakwah perbaikan ahlak bangsa yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Dan mereka akan mampu untuk memformulasikan dakwah sesuai
dengan kebutuhan perbaikan keadaan yang mendesak di daerahnya,” papar kiai
Ma’ruf.
Pusat Dakwah
Dan Pendidikan Akhlak Bangsa bertujuan untuk membantu terwujudnya masyarakat
yang kuat dalam memahami dan menjalankan ajaran-ajaran agama serta mempunyai
akhlaqul karimah. Selain itu juga untuk meningkatkan dan mengefektifkan dakwah
Islamiyah dan pendidikan akhlak bangsa untuk seluruh lapisan masyarakat.
Sementara
Menko Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan, para da’i selaku pendidik akhlak
bangsa selain dituntut untuk berakhlak mulia, tetap harus bersikap dinamis
dalam mencermati berbagai permasalahan bangsa. Hatta berharap kehadiran para
da’i tersebut nantinya dapat ikut memberikan solusi atas berbagai permasalahan
bangsa.
“Selain
dituntut berakhlak mulia juga harus tetap dinamis mengikuti perkembangan
berbagai persoalan bangsa, sehingga bisa memformulasikan dakwah yang tepat dan
membantu penyelesaian masalah bangsa,” kata Hatta.
Menurut
Hatta, derajat dan martabat bangsa dapat diperbaiki dengan semangat dari
kesatuan nilai-nilai Islam serta nilai luhur bangsa yang terangkum dalam
Pancasila. Kesatuan ini harus dipahami secara utuh oleh para da’i kita. “Akhlak
bangsa jika bobrok maka dipastikan sebuah bangsa terancam menjadi bangsa yang
gagal,” tandasnya. (ks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar